Petani tanaman obat keluarga (toga) di Kota Medan, Sarinten, mengembangkan tanaman jati belanda yang kini mulai banyak dicari masyarakat karena diyakini khasiatnya sebagai tanaman obat.
Ditemui MedanBisnis di kediaman sekaligus kebun toganya,
Jalan Marelan VII Lingkungan V Kelurahan Tanah 600, Medan Marelan,
baru-baru ini, wanita yang akrab disapa Mak Intan ini menyebutkan, kini
ada sekitar 10 batang pohon jati belanda berusia sekitar satu tahun di
kebunnya serta sejumlah bibit hasil perbanyakan yang dilakukannya.
"Sepuluh
batang yang sudah jadi itu kiriman teman dari Jawa. Lantas, saya
tertarik mengembangkannya karena tanaman jenis ini masih langka di
sini," katanya.
Disebutkan, pohon tanaman yang berbahasa latin
Guazuma ulmifolia itu salah satu jenis koleksi tanaman di kebun Mak
Intan, di antara ratusan jenis tanaman berkhasiat obat lainnya. Sepuluh
batang pohon itu pula yang jadi bahan indukan, untuk perbanyakan yang
sementara dilakukannya dengan cara stek batang.
"Ada beberapa
bibit yang berhasil dikembangkan, tapi sebagian sudah laku terjual. Ada
rencana untuk memperbanyak lagi, karena ternyata banyak juga kolektor
tanaman atau orang yang membutuhkan untuk obat mencari kemari," ujar Mak
Intan.
Disebutkannya, untuk memperbanyak jati belanda tidaklah
mudah. Karena perbanyakan melalui stek nyatanya tidak efektif, banyak
bakal bibit yang mati. Karena itu dia terus belajar bagaimana cara
efektif untuk memperbanyak tanaman tersebut.
Peraih juara pertama
toga se Sumatera Utara ini menjelaskan, belakangan jati belanda banyak
dicari karena air rebusan daunnya dianggap berkhasiat sebagai pelangsing
tubuh.
Menurutnya, ini dikarenakan daun jati belanda mengandung
serat yang bersifat menghambat penyerapan lemak, gula dan kolesterol
yang terdapat dalam makanan dan minuman.
Tanaman yang diperkirakan berasal dari benua Amerika ini juga diyakini berkhasiat menekan resiko diare dan perut kembung.
Kata
Mak Intan, sekian lama orang di Pulau Jawa sudah memanfaatkan bagian
tanaman jati belanda sebagai ramuan herbal. Beberapa tahun terakhir
pengusaha jamu juga sudah menggunakannya dalam produk olahan berbentuk
serbuk dalam kapsul maupun seduhan.
"Tapi setahu saya, di
Sumatera Utara tanaman ini masih langka. Sayangnya, saya tidak punya
lahan yang cukup luas untuk mengembangkannya lebih banyak lagi, paling
sekadar dijadikan bibit," katanya.
Sumber : Harian MedanBisnis
Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.
BalasHapusNama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.
Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.
Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.
Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut