Berkat kegigihan dan keyakinannya, kini Darwis mampu menciptakan karya seni ukir miniatur kapal layar bernilai seni tinggi. Bahkan karya seninya itu tidak hanya diminati orang dari dalam negeri, tapi juga luar negeri seperti Malaysia dan Singapura.
Keputusannya beralih profesi dari nelayan menjadi perajin miniatur kapal layar ternyata tak sia-sia.Buktinya, dari usaha perajin seni ukir miniatur kapal yang dirintisnya sejak 10 tahun silam,kini mampu menghasilkan Rp3 juta perbulan.
Adalah Darwis,42,warga Jalan Marelan Raya Pasar II Gang Indah/Botot,Kecamatan Medan Marelan.Pria berkumis ini mengaku, sebelum merintis usaha sebagai perajin seni ukir kapal layar,pernah menjadi nelayan di perairan Belawan. Bertahun-tahun menjadi nelayan tradisional dirasa tidak menjanjikan karena dengan alat tangkap yang minim,hasil dari melaut tidak mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. Sejak itulah,Darwis,ayah dua anak ini pun memutar otaknya berpikir mencari profesi lain.Niatnya untuk beralih profesi hanya satu,bisa menghidupi dan membahagiakan istri dan kedua anaknya.
Bermodalkan kemauan dan uang Rp5.000 pada tahun 2001,Darwis mencoba mencari peruntungan dengan menjadi perajin miniatur kapal layar.Ide itu muncul begitu memandangi kapal layar yang sandar di Pelabuhan Belawan. Dia terinspirasi,kalau kapal-kapal itu diukir dan dibuat miniatur dengan seni ukiran yang khas akan diminati orang. Darwis mengaku,tidak memiliki keahlian khsusus dalam seni ukir mengukir. Namun karena dorongan dan kemauan yang kuat ingin merubah nasib dia pun mencoba mengukir miniatur kapal layar dengan memilih bahan dari bambu.Bahan itu dipilih selain gampang dicari, harganya juga murah.
Di awal-awal hasil ukirannya belum begitu sempurna,karena sifatnya masih belajar.Bahkan untuk menyiapkan satu miniature kapal layar menghabiskan waktu sebulan. Namun suami Isna Riaty ini tidak mau putus asah.Dia terus mencoba dan terus mencoba.Berkat kegigihan dan keyakinannya itulah kini Dia mampu menciptakan karya seni ukir miniatur kapal layar bernilai seni tinggi. Bahkan karyanya seninya itu tidak hanya diminati orang dari dalam negeri,tapi juga luar negeri,seperti Malaysia dan Singapura. “Waktu itu saya berpikir tidak mungkin selamanya menjadi nelayan.
Soalnya dari hasil melaut,tidak menjamin. Gitupun Saya bersyukur pernah menjadi nelayan.Dari nelayanlah saya dapat ide membuat miniatur kapal layar,”paparnya. Rata-rata hasil seni ukir miniatur kapal layar dihargai orang Rp50.000 per unitnya. Padahal bahannya hanya bambu dan alat seadanya. Selebihnya,lem alteko (lem setan) dan kertas pasir. Modalnya sekitar Rp5000 per unitnya. “Sekitar segitulah modalnya.Cuma yang agak lama proses pembuatannya.
Diawal-awal,satu kapal bisa menghabiskan waktu sebulan,”terangnya. Namun sekarang ini,kakek satu cucu ini mampu menghasilkan dua hingga tiga unit miniatu kapal layar. Semua itu berkat kebiasaan dan terus mengasah keterampilan. “Kalau sekarang ini tergantu permintaan.Kalau lagi banyak yang pesan,sehari bisa tiga kapal saya siapkan. Semua saya belajar sendiri, tidak ada belajar atau sekolah khusus,”beber Darwis.
Seiring dengan perjalanan waktu,Darwin kini tak hanya membuat miniatur kapal layar,tapi juga membuat miniatur becak Medan hingga alat transportasi lainnya. “Asal ada kemauan,pasti ada jalan. Sebenarnya apapun bisa kita buat,meski belum pernah mencobanya,” ucapnya merendah. Kini hasul ukiranya dihargai antara Rp50.000- Rp600.000 per unitnya sesuai ukuran dan coraknya. Miniatur kapal layar tersebut dia kerjakan sendiri,tanpa bantuan orang lain.Karena tidak semua orang bisa membuatnya karena rumit. “Saya kerjakan sendiri.
Paling istri dan anak yang membantu.Kalau orang lain belum ada,”imbuhnya. Tahun ini,Dia juga mencoba membuat hiasan berbahan bunga pinus,bunga tusam dan daun sirsak. Dia membuat itu karena banyak peminatnya. Bahkan peminatnya tidak kalah dari miniatur kapal layar.“ Bahanya kita ambil dari bunga dan daun asli,pot nya dari bambu.Khusus kerajinan ini,istri saya banyak berperan,” ucapnya.
Hiasan bungan hasil kerajinannya biasa dijual dengan harga antara Rp200.000- Rp600.000 per potnya.Tetap disesuaikan dengan ukuran dan coraknya.
Berharap Investor | |
Harapan seorang perajin adalah hasil karya seninya dihargai dan dilirik
investor untuk dikembangkan. Itu pula yang dirasakan Darwis.Perajin
miniatur kapal layar ini memiliki harapan kuat untuk memasarkan karyanya
ke luar Sumatera Utara (Sumut). Pria berusia 42 tahun ini mengaku
memiliki pengalaman yang cukup untuk mengembangkan hasil karyanya.
Apalagi sederet penghargaan telah diterimanya.
Diantaranya, penghargaandaribinaanDinas Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)Medan, Micro FinancePKBLBUMN 2011,danjuara1kategoriusaha mikroUMKAward2011. “Saya juga pernah menggelar pemeran tunggal atau bersama pemerintah diberbagai daerah,bahkan sampai Pulau Jawa.,”ujarnya. Selama mengikuti pameran yang digelar pemerintah, ayah dua anak ini mengaku kurang puas atas atensi dan respons dari pemerintah. “Sudah cukuplah saya rasakan bagaimana bekerja sama dengan instansi pemerintah. Bukan malah membantu mencari jaringan,tapi memanfaatkan perajin untuk menaikkan citranya.Sedangkan masa depan perajin tidak diperhatikan mereka,” tegasnya. DiSumut,khususnyaMedan, tidakbanyakwargayang membeli dan menghargai miniatur kapal layar dari bahan bambu karyanya sebagai hasil karyaseni.Melainkanhanya mamandang sebatas bentuk fisik keindahan kapalnya. “Kalau di Medan hanya dilihat bagus secara fisik saja, tidak begitu penting nilai seninya.Makanya,mereka (konsumen) lebih banyak mengira ini hasil replika, padahal miniatur, karena keduanya berbeda,”ungkap suami dari Isna ini. Belajar dari pengalaman ini,bila ingin mengandalkan pameran,dia meminta untuk diundang investor agar memberi dampak baik bagi dirinya dan juga perajin lain. “Sebenarnya Sumut ini begitu banyak potensi,tapi susah berkembang tanpa dukungan dari pemerintah,”tukasnya. Sang istri,Isna Riaty mengaku bangga dengan keahlian Darwis yang tidak henti-hentinya mengeluarkan ide dan bekerja untuk membiayai keluarga. Dia berharap pemerintah mencarikan investor agar suaminya dapat mengembangkan hasil karya seni ukir tersebut.“Suami saya sudah sering menghadapi masalah dengan pemerintah. Makanya,mungkin kami akan mengembangkan usaha ini sendiri bersama keluarga,” pungkasnya.
Sumber : Harian Seputar Indonesia (teks)/ Antara (Foto)
|
bisa minta no hp pak darwis ini kah..klo ada nonya sms kan ke no aku di 085297037974 ya.trimakasih
BalasHapusBeribu x ma af saya saudara rudianto.sy baru sekarang melihat berita ini.sy sangat ber terimakasih atas respon nya jg kpd awak media yg terkait.atas semua usaha nya membantu saya ni no hp sy jg wa saya 0812 6925 3619
HapusBeribu x ma af saya saudara rudianto.sy baru sekarang melihat berita ini.sy sangat ber terimakasih atas respon nya jg kpd awak media yg terkait.atas semua usaha nya membantu saya ni no hp sy jg wa saya 0812 6925 3619
Hapus