PROFIL

Foto saya
Medan, Sumatera Utara, Indonesia
BADAN HUKUM : 518/30/BH/II.14/VII/2012. Berdiri tanggal 15 April 2012. SEKRETARIAT : Jl. A. Sani Muthalib Gg. Sukarela No. 11 Kel. Terjun, Kec. Medan Marelan, Kota Medan, PENGURUS : Ketua I Eko Hendra, Ketua II Erni, Sekretaris I Bambang Sutrisno, Sekretaris II Rina Yanti, Bendahara Rosita.

Jumat, 15 Juni 2012

Koperasi Jadi Alternatif, Jangan Abaikan Pasar Domestik


PDF Print E-mail
Peran koperasi yang kini semakin meningkat sudah sepantasnya dijadikan instrumen bagi pertumbuhan usaha kecil dan menengah. Koperasi diperkirakan mampu menjaga kekuatan ekonomi rakyat di tengah kontraksi ekonomi dampak dari krisis global di Eropa.
"Tangkap pasar global, tetapi jangan mengabaikan pasar domestik. UKM yang kini sedang didorong dengan pendekatan produk unggulan desa atau satu desa satu produk juga harus merebut nilai tambah di pasar domestik." ujar Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Syarifuddin Hasan pada seminar Internasional Perkoperasian Tahun 2012 baru-baru ini di Lombok, Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Syarifuddin mengatakan, untuk meningkatkan kapasitas usaha koperasi, dibutuhkan adaptasi kebutuhan teknologi Ini dibutuhkan untuk meraih hosiJ yang efektif dan efisien.

Data Kementerian Koperasidan UKM, selama kurun waktu lima tahun ini (2007-2011), jumlah koperasi Indonesia naik 25,6 persen dari 149.793 unit (tahun 2007) menjadi 188.181 unit (tahun 2011). Aset koperasi naik signfikan dari Rp 20.25 triliun menjadi Rp 72,48 triliun. Sementara omzet naik dari Rp 63jO8 triliun menjadi Rp 95,06 triliun.

Robby Tulus, Special Eniby of International Cooperative Alliance dalam pemaparannya memandang, usaha perkoperasian seharusnya mampu membangun dunia lebih baik. Dalam membangun dan menghidupkan kembali, koperasi harus bersiap untuk menghadapi liberalisasi pasar yang semakin cepat dan melebarkan pendapatan yang kini terjadi jarak antara masya-rakat perkotaan dan pedesaan.

Peter Davis, Direktur Organisasi Dasar Keanggotaan Universitas Leicester, mengatakan, perlu strategi untuk membangun pergerakan koperasi yang efektifdi Indonesia Pemerintahan yang baik harus secara jelas mendefinisikan dan melebarkan pemahaman misi, target pencapaian, dan obyektivitas tentang kepemilikan anggota koperasi.

Sumber : Harian Kompas

Kamis, 14 Juni 2012

Keladi Tikus Mulai Banyak Dibudidayakan


Keladi tikus (Typhonium flagelliforme) merupakan salah satu tanaman obat asal luar negeri yang sudah dikembangkan Sarinten, salah seorang penggiat tanaman herbal di Lingkungan V Jalan Marelan 7 Kelurahan Tanah 600 Kecamatan Medan Marelan.  Bahkan masyarakat lain juga sudah mulai berminat mengembangkan tanaman obat ini. Sebagai tanaman obat, cara penanamannya dilakukan dengan melalui buah yang disemai di media kompos.

Di tangan Sarinten keladi tikus diolah menjadi jamu. “Pada dasarnya tanaman itu mempunyai kandungan anti kanker dan anti bakteri,” katanya.

Dia menjelaskan, banyak kegunaan tanaman keladi tikus, diantaranya sebagai obat kanker. Adapun pembuatan ramuan jamu yaitu keladi tikus direbus dengan ditambahkan daun sirih merah dengan perbandingan 1 : 1. Rebusan kedua tanaman tersebut untuk menghasilkan obat yang seimbang.

Wanita paruh baya yang sering disapa Mak Intan itu juga mengatakan bahwa pengembangbiakan tanaman keladi tikus ini sangat mudah, asal tekun merawatnya dan menyiram dengan rajin. Karena keladi tikus merupakan jenis tanaman air sehingga harus di tempatkan pada lokasi yang dingin, lembab serta berair.

Di tempat tinggalnya, saat ini sudah ada lebih dari 30 pohon keladi tikus yang sedang dikembangkan. “Permintaan terhadap keladi tikus lumayan banyak, namun karena untuk kebutuhan sendiri saja belum mencukupi, saya tidak menjualnya. Setelah diramu dengan jenis tanaman lain dan menjadi jamu, baru saya menjualnya,” aku Mak Intan.

Untuk penyediaan benih keladi tikus biasanya dapat dibedakan menjadi beberapa diantarnya dengan melalui benih tunas, benih potong dan benih kulit. Menurut Mak Intan untuk penyemaian benih yang harus dilakukan adalah dengan media kompos lalu benih tersebut ditaburkan. Dalam jangka waktu sekira 4 minggu benih sudah siap dipindah ke polybag. Penggunaan media kompos juga berpengaruh terhadap suhu kemudian agar kelembaban media tanam terjaga harus rajin menyiramnya. Pada umumnya hama keladi tikus adalah ulat, namun jika rutin merawatnya, hama tersebut akan cepat kelihatan dan dibasmi.

Pada pemeliharaan awal tanaman tersebut harus dihindari dari suhu panas serta jangan sampai rumput tumbuh di antara tanaman itu agar pertumbuhan keladi tikus cepat. Setelah itu tanaman yang sudah cukup tingginya siap ditaruh di media pot agar cepat besar dan bisa digunakan.

Sri Rejeki warga BTN Kelurahan Besar Medan Labuhan yang juga membudidayakan keladi tikus mengaku mengembangkannya karena manfaatnya yang banyak. Di samping itu tanaman tersebut juga gampang merawatnya, hanya saja harus diletakkan di tempat yang teduh dan terhindar dari panas matahari.

Dia juga mengatakan, selama ini keladi tikus masih dikonsumsi sendiri sebab jumlah pohonnya masih sedikit sehingga belum bisa dijual.

Sumber : Harian MedanBisnis

Selasa, 12 Juni 2012

Lisa & Cinta Collection, Membangun Bisnis Pakaian di Marelan


KAWASAN Medan Marelan yang kian berkembang dengan penduduk yang makin padat disikapi Suryani dengan berbisnis pakaian jadi. Aneka jenis pakaian khususnya untuk wanita dan anak-anak, dijajakannya dengan system door to door dan belakangan membuka toko.
Adalah Lisa & Cinta Collection, toko pakaian yang baru dibukanya di Jalan Marelan IX/Melati I Kelurahan Tanah 600 Medan Marelan, HP 082163000576. Toko ini mulai dikembangkan menjadi grosir, karena di sini pedagang lain juga bisa mengambil barang dengan system tunai dan kredit.
“Saya sudah buka usaha pakaian ini sejak tujuh tahun lalu. Belakangan dengan dukungan suami saya buka toko di sini,” kata istri dari Supratno. Mereka ini anggota Koperasi Masyarakat Sejahtera yang tengah membangun usaha agar lebih besar dan lebih maju.
Suryani mengatakan, dia mendapat barang dagangan dari grosir besar. Ini dijajakannya keliling di seputaran Marelan.
“Ada yang membeli tunai, tapi banyak juga system kredit. Ada juga orang yang jualan pakaian mengambil di sini,” ujarnya.
Dia bermaksud mengembangkan usahanya, dengan mengikuti bazaar atau expo. Ada juga keinginan untuk memproduksi sendiri pakaian yang akan dijual.
“Kalau ada tambahan modal, mau juga. Karena itu, saya berminat ikut pelatihan-pelatihan konveksi, siapa tahu bisa produksi sendiri,” ujarnya.
Ketua Koperasi Masyarakat Sejahtera, Purwanto, mengatakan model usaha seperti ini banyak di sekitar wilayah kerja koperasi mereka. Karena itu, Koperasi Masyarakat Sejahtera berniat memfasilitasi untuk mengupayakan pelaku usaha seperti Suryani meningkatkan usahanya.
“Sesuai keinginannya, suatu saat mungkin akan kami ajak ikut pameran atau bazaar, juga pelatihan supaya mengembangkan kapasitas usahanya,” ujar Purwanto. #