PROFIL

Foto saya
Medan, Sumatera Utara, Indonesia
BADAN HUKUM : 518/30/BH/II.14/VII/2012. Berdiri tanggal 15 April 2012. SEKRETARIAT : Jl. A. Sani Muthalib Gg. Sukarela No. 11 Kel. Terjun, Kec. Medan Marelan, Kota Medan, PENGURUS : Ketua I Eko Hendra, Ketua II Erni, Sekretaris I Bambang Sutrisno, Sekretaris II Rina Yanti, Bendahara Rosita.

Jumat, 25 Mei 2012

SMK Harapan Mekar Gandeng Dunia Usaha

Sekolah Menegah Kejuruan (SMK) Yayasan Pendidikan (YP) Harapan Mekar di Jalan Marelan Raya Pasar IV Kelurahan Rengas Pulau Kecamatan Medan Marelan menggandeng berbagai dunia usaha menengah maupun besar sebagai ajang magang para siswa. “Kerja sama ini tak lain untuk menciptakan lulusan yang handal dan berkualitas para siswa SMK YP Harapan Mekar serta sebagai bekal para siswa dan siswi dalam menapaki dunia kerja setelah lulus sekolah nanti,” kata Kepala SMK Harapan Mekar I, Maratua Nasution.

Dijelaskannya, kegiatan praktek siswa-siswi di YP Harapan Mekar di berbagai badan usaha seperti bengkel, usaha produksi kerajinan maupun industri dan lainnya sangat mendukung untuk meningkatkan keterampilan siswa.

Menurut Maratua, persentasi antara pelajaran teori dan praktek adalah 30% berbanding 70%. Yang tujuannya untuk mendidik kerja lapangan siswa. Bahkan sampai kini lulusan dari SMK Harapan Mekar sudah siap kerja sehingga setelah selesai sekolah dapat langsung bekerja, apalagi hubungan antara siswa dengan dunia usaha juga sudah dijalin semenjak siswa kelas 2 SMK. “Yakni dengan praktek magang sesuai dengan bidang studinya,” tutur Maratua.

Adapun dua jurusan yang ada di SMK Harapan Mekar menurut dia, adalah Bisnis Manajemen serta Mekanik Otomotif.  Dalam tahun Ajaran 2011-2012 ini SMK Harapan mekar optimis dapat meluluskan siswanya yang ikut UN sebanyak 196 siswa serta diharapkan lulus 98% dari jumlah siswa yang ada.

Begitu juga dengan para lulusan yang akan melanjutkan belajar ke sekolah yang lebih tinggi, SMK Harapan Mekar juga sudah menjalin hubungan dengan beberapa sekolah tinggi maupun universitas yang ada di Kota Medan. "Persiapan pihak sekolah untuk anak-anak didik diusahakan sejak awal mereka belajar di SMK Harapan Mekar ini,"pungkasnya.

Sumber : Harian MedanBisnis

LPDB Telah Salurkan Rp2,1 Triliun Dana Bergulir

Sosialisasi LPDB di Hotel Garuda Plaza Medan.
Lembaga Pengelolaan Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, Menengah (LPDB-KUMKM) Kementerian Koperasi dan UMKM sudah menyalurkan sekitar Rp2,1 triliun dana bergulir ke 1.500 koperasi di seluruh Indonesia.

 "Bantuan ini yang membuat koperasi dalam dua tahun ini tumbuh 2 persen," kata Direktur LPDP-KUMKM Kemas Danial pada Sosialisasi LPDB Koperasi dan UMKM Kota Medan di Hotel Garuda Plaza, baru-baru ini.

  Pada tahun ini jumlah bantuan dana bergulir sekitar Rp1,3 triliun untuk disalurkan kepada koperasi dan UMKM. Untuk Kota Medan, lanjut dia, serapan bantuan bergulir dari  LPDB terbilang masih kecil atau baru Rp40 miliar, sementara propinsi lain ada yang mencapai Rp300 miliar.

"Dengan sosialisasi, kami harapkan serapannya bisa lebih besar lagi," katanya.

 Sementara itu Walikota Medan Rahudman Harahap mengatakan berdasarkan data Badan Pusat Statistik, proporsi jumlah pengusaha UMKM di Medan mencapai 99,8 persen dari total pengusaha di ibukota provinsi Sumatera Utara tersebut.  "Hal ini berarti jumlah UMKM dan koperasi diyakini mencapai 500 kali lipat dari jumlah usaha besar. Namun harus diakui kontribusi UMKM terhadap PDRB Kota Medan, relatif masih terbatas, sebab baru mencapai 39,8 persen, sedangkan usaha besar mencapai 60,2 persen," katanya.

 Hal ini jelasnya menunjukkan belum seimbangnya tingkat produktivitas  antara usaha  besar dengan sektor UMKM dan Koperasi. Untuk itu perlu dukungan perkuatan dari berbagai pihak yang peduli  pengembangan koperasi dan UMKM.

Apalagi lanjutnya, sampai 2011,  koperasi di Kota Medan berjumlah sekitar 2.013 dan 1.220 diantaranya merupakan koperasi aktif. Sedangkan jumlah UMKM sekitar 222.133 pelaku usaha dengan jenis usaha perdagangan jasa, industri kerajinan dan aneka usaha.

 "Kekuatan Koperasi dan UMKM tersebut terbukti mampu menekan 8,3 persen inflasi di Sumut," ungkapnya.

Atas dasar itulah Rahudman menyatakan sangat mengapresiasi  sosialisasi LPDB Koperasi dan UMKM. Dengan sosialisasi ini diharapkan pelaku Koperasi dan UMKM dapat mengetahui apa persyaratan yang diajukan dalam proposal guna mendapatkan dana bantuan dari LPBD.

Rahudman juga menyampaikan programnya untuk menggelar pameran hasil produk koperasi dan UMKM Kota Medan.  "Rencananya, Taman Sri Deli dan Taman Lili Suheri akan dijadikan lokasi pameran," katanya.

Sumber : Waspada Online

Kamis, 24 Mei 2012

Jimy, dari Coba-coba hingga Jadi Peternak Bebek yang Sukses

 Dari usaha coba-coba hingga menjadi peternak besar dialami oleh Jimy sejak 7 tahun lalu, persisnya pada awal tahun 2006 ketika dirinya tertarik dengan usaha ternak bebek yang dimiliki oleh keluarganya. Dengan memelihara ternak bebek sebanyak 2.000 ekor pada awal usaha coba-coba itu, Jimy kemudian menekuni usaha ternak itu dengan harapan bisa menjadi peternak mandiri dan mendapatkan hasil yang cukup besar.

Selang waktu berlalu, usaha peternakan bebek Jimy dengan penambahan modal serta ketekunan kemudian sedikit demi sedikit mengalami peningkatan. Meskipun banyak tantangan yang dihadapinya, namun dirinya selalu optimistis bahwa usaha ternak bebek untuk menghasilkan telur adalah usaha yang sangat menjanjikan dan tidak banyak pesaingnya.

Ditemui MedanBisnis di kediaman sekaligus tempat usaha ternak bebeknya di Jalan M Basir
Lingkungan 32 Kelurahan Rengas Pulau Kecamatan Medan Marelan, Jimy
mengaku usahanya itu dilakukan karena ingin mandiri dan memiliki penghasilan sendiri untuk menghidupi keluarganya.

Dengan berbekal ketekunan dan terus berlajar, usaha ternak bebek untuk menghasiljan telur tersebut kini dirinya sudah memiliki lebih dari 10.000 ekor bebek yang setiap harnya menghasiljkan telur bebek sebanyak kurang lebih 7.000 sampai 8.000 butir setiap harinya.

Untuk pemasaran Jimy mengaku tidak ada masalah, sebab sudah ada agen yang mengambil dari lokasi usahanya. “Jadi tidak perlu mencari pedagang lagi,” tambahnya.

Keseriusan ternyata sudah membuahkan hasil, dengan puluhan ribu ekor bebek yang dimilikinya, kini Jimy juga mempekerjakan orang dari lingkungan sekitar untuk ikut memelihara ternak bebeknya. "Dari usaha awal memang berat, tapi syukur sekarang masih terus jalan," ungkapnya.
Bahkan menurutnya hasil telur bebek tersebut sudah merambah sampai ke wilayah Propinsi Aceh. “Untuk wilayah Medan para agen yang memasarkannya,”katanya lagi.

Untuk jenis bebek yang dipeliharanya adalah jenis bebek Tegal yang dikombinasikan dengan bebek Thailand sehingga mutu atau kualitas telurnya juga tergolong baik. Ditambah dengan asupan pakan untuk bebek yang bervariatif untuk menghasilan telur bermutu bagus dan harga yang tinggi.

Biasanya Jimy menjual telur kepada agen satu butirnya mencapai Rp 1.200. “Soal harga terkadang naik bahkan untuk saat ini mengalami penurunan,” tambah Jimy.

Untuk menghasilkan mutu telur yang bagus, Jimy tidak sembarangan memilih atau membeli bibit bebek dari agen. Jika bibitnya kurang bagus tentu saja mempengaruhi kualitas telur. Dalam keseluruhan bebek yang dipeliharanya tidak 100% bisa bertelur, paling hanya 80% saja yang menghasilkan telur.

Apalagi bebek merupakan hewan yang sangat peka terhadap cuaca, semisal pada saat cuaca hujan seperti sekarang ini, produksi telur jelas berkurang. Ditambah lagi dengan naiknya harga pakan bebek, mengakibatkan nilai jual dengan biaya pemeliharaan untuk pakan ternak tidak seimbang.

Terlebih menurut Jimy dalam bulan-bulan ini harga pakan cenderung naik, namun untuk harga jual telur justeru mengalami penurunan. Padahal untuk pakan ternak saja ada sekitar 8 jenis pakan dari berbagai macam yang diberikan termasuk juga untuk pemberian nutrisinya agar kualitas telur bebek bagus. Hal ini yang menambah biaya tinggi untuk pakan ternaknya.

Untuk pengutipan telur bebek, Jimy dibantu dengan rekan kerjanya dari kandang ke kandang dan untuk memilih serta mengepaknya dilakukan sendiri oleh Jimy. "Mereka hanya membantu mengutip telur dan memberikan pakan ataupun memperbaiki kandang," ujarnya.

Untuk mengutip telur tidak mungkin dilakukan sendiri karena sejak mulia pukul 06.00 WIB harus sudah dikutip, apalagi untuk pemberian pakannya dua kali sehari juga harus dilakukan rekan-rekan,tambahnya.

Sumber : Harian MedanBisnis

Selasa, 22 Mei 2012

INFO : MINUMAN SEHAT ALAMI MAK INTAN

Foto : Antara Sumut


Bagi Anda pengidap penyakit, dan ingin mencoba berobat herbal, kunjungi stand MINUMAN SEHAT ALAMI MAK INTAN pada pameran UMKM di Pintu 1 Jalan Universitas (Pendopo USU Medan), mulai tanggal 24 hingga 30 Mei 2012.

Aneka penyakit, mulai dari kanker rahim, kanker payudara, kista, batu ginjal, batu karang, dan sebagainya, INSYA ALLAH sembuh. Tanpa operasi!!

Mak Intan juga menyediakan minuman kesehatan untuk keluarga. Jadi, jangan tunggu sampai sakit, jaga kesehatan dengan selalu mengonsumsi minuman alami, tanpa bahan pengawet dan bahan pewarna.

Hubungi Mak Intan :
Jalan Pasar I Tengah Lingk. 5, Kelurahan Tanah 600, Kecamatan Medan Marelan.
Telp. : 08136211740



Baca Juga :
- Mak Intan: Aku Ini Seorang Peracik

Koperasi yang Prima Bisa Pikat Perbankan

Koperasi harus berkembang dengan memprioritaskan kesehatan organisasi dan manajemennya agar bisa mendapat perhatian dari perbankan untuk keperluan pembiayaan yang diperlukan oleh anggotanya.

Prakoso (Koko) Budi Susetyo, Deputi Bidang Sumberdaya Manusia Kementerian Koperasi dan UKM, mengemukakan oleh karena itu pengurus koperasi harus percaya diri bisa meningkatkan kinerja lembaga ekonomi masyarakat yang dipimpinnya.

”Itu sebabnya pengurus harus bisa membenahi sistem manajemen. Jika koperasi sehat, maka perbankan yang akan mencari guna menyalurkan dana pembiayaan yang diperlukan anggota koperasi,” katanya ketika membuka program pelatihan bagi koperasi di Rangkas Bitung, Lebak, baru-baru ini.

Menurut dia, saat ini banyak koperasi tidak memiliki kepercayaan diri untuk bisa berkembang meraih sukses. Padahal, kesuksesan bisa diraih koperasi apabila seluruh unsur di organisasi tersebut memahami fungsi dan peran masing-masing.

Apalagi jika seluruh unsur terkait dalam lembaga tersebut dikelola secara baik dan benar. Misalnya, pengurus harus saling mendukung meningkatkan kapasitas usaha. Kemudian jangan melupakan unsur pembinaan dan pendidikan kepada anggota sebagai roh dari koperasi.
Oleh karena itu dia mengingatkan pengurus koperasi sebaiknya dipilih dari orang yang masih enerjik, jangan dari kalangan pensiunan.

“Mengurus koperasi tidak bisa dengan paruh waktu, dan kalau yang diangkat menjadi pengurus dari kalangan pensiunan, maka perjalanan koperasi kurang benar.”

Kepada peserta pelatihan koperasi, dia berharap agar bisa memahami prinsip dasar koperasi secara benar. Dengan demikian bisa melahirkan koperasi tangguh di masa depan. Koko menyarankan agar pengurus koperasi lebih baik dipercayakan kepada kaum perempuan.
Alasan dia, karena kaum ibu atau perempuan umumnya lebih amanah dan tawakal menjadi pengurus.

Selain itu lebih cermat dan teliti menyikapi permasalahan yang dihadapi. Jika ada keperluan untuk mengembangkan koperasi, Kementerian Koperasi dan UKM siap melakukan fasilitasi sesuai fungsinya.

Sumber : Bisnis Indonesia
PDF Print E-mail



Senin, 21 Mei 2012

Zihan, Bocah Marelan yang Malang

TAK ada lagi senda gurau, tak ada tawa ceria bersama teman serta sanak saudara. Zihan Fahrozi kini hanya bisa terbaring lemah, sembari menahan derita atas penyakit tumor yang menyerang dasar tengkorak kepalanya hingga membesar dan mendorong keluar bola mata kirinya.
Saat MedanBisnis menjenguk ke rumahnya di Jalan Andansari Gg Ikhlas Kelurahan Terjun, Kecamatan Medan Marelan, Sabtu (19/5), bocah berusia 11 tahun itu tergolek di kasur yang digelar di lantai rumahnya. Sekali dia bertanya pada ibunya, “Siapa yang datang, Mak?” Selanjutnya, hanya rengekan dan keluhan sakit yang keluar dari mulutnya.
“Sudah empat bulan anak kami begini, tak bisa apa-apa lagi. Mata kananya pun sudah tak bisa melihat lagi, mungkin terpengaruh dari tumor yang menyerang mata sebelahnya,” kata sang ibu, Jamalia Harahap didampingi suaminya Irwansyah.
Kondisi Zihan memang mengenaskan. Tumor di kepala mendorong keluar bola mata kirinya, menyebabkan tonjolan daging sebesar telur bebek.
Disebutkan, sejak lama Zuhan memang sering mengeluh sakit kepala sebelah, seperti migrain.  Dan baru sekitar setahun lalu, ketahuan ada tumor di kepalanya. “Sudah berbagai jenis obat kami berikan, baik dari dokter maupun obat-obatan alternatif. Tapi penyakitnya malah makin parah,” ujar Jamalia.
Menurut mereka, dokter ahli yang memeriksa memvonis jenis tumor yang menyerang Zihan sangat ganas, apalagi posisinya di dasar tengkorak dan menyebabkan pembuluh darah terjepit. “Katanya, rumah sakit di Medan bahkan Jakarta pun tak akan sanggup menangani, harus dibawa ke Singapura,” ujar Jamalia.
Karena itu, ketika dibawa ke Rumah Sakit Adam Malik dan Materna, tak ada penanganan berarti selain dironsen serta diberi obat sekadarnya. Keluarga ini pun memilih membawa Zihan pulang. “Dia sempat di Rumah Sakit Adam Malik dari tanggal 24 April sampai 10 Mei. Tapi di sana cuma diinfus, makanya kami bawa pulang,” sambung Irwan.
Kini, keluarga itu hanya berharap ada pertolongan Tuhan, agar Zihan sembuh. Juga memohon uluran tangan dermawan guna membantu biaya perobatan.
Irwansyah yang sehari-hari bekerja sebagai buruh pabrik, mengaku sudah habis-habisan mengeluarkan biaya berobat Zihan. Segala macam sudah dijual, tinggal rumah yang mereka tempati sebagai harta paling berharga yang tersisa.
“Ini juga sempat mau dilewatkan. Tapi teman-teman menyarankan jangan dulu, karena kalau rumah hilang bukan cuma satu yang dikorbankan tapi seluruh keluarga,” sambung Jamalia.
Begitupun, masih ada secercah semangat dari diri Zihan, ketika ditanya apa keinginannya. “Zihan ingin sekolah lagi, Zihan ingin main dengan teman-teman,” ujar siswa SD Negeri Andansari, yang seharusnya mengikuti Ujian Nasional barusan.

Sumber : Harian MedanBisnis

Panen Rupiah dari Lahan Sempit

 
“Alih fungsi lahan pertanian menjadi peruntukan lain marak dilakukan hampir di seluruh daerah. Tak terkecuali di Medan Marelan. Sedikit demi sedikit namun massif, lahan pertanian tersebut berubah menjadi kawasan pemukiman maupun pertokoan. Jika hal ini dibiarkan saja, tidak tertutup kemungkinan lahan pertanian semakin menyempit dan akhirnya mengancam perekonomian masyarakat”. Itulah yang dikatakan Ketua Kelompok Tani Sedar Marioto saat ditemui di rumahnya di Lingkungan IV, Kelurahan Terjun, Kecamatan Medan Marelan, belum lama ini. 

Menurutnya, jika menilik pada potensi daerah, saat ini Kecamatan Medan Marelan memiliki keunggulan yang cukup banyak untuk terus dipertahankan sebagai sentra produksi sayuran dataran rendah di Sumatera Utara (Sumut). Namun demikian, yang menjadi permasalahan adalah semakin banyaknya pengalihan fungsi dari areal persawahan menjadi perumahan maupun pertokoan.

"Laju konversi cukup banyak di Marelan, kalau ini dibiarkan, bisa saja kita kehilangan ikon Medan Marelan sebagai sentra produksi sayuran dataran rendah," katanya.

Di Kecamatan Medan Marelan, tahun 2010, luas lahan sawah mencapai 180 hektare namun saat ini tinggal 146 hektare. Sementara, luas lahan untuk sayuran dari 200 hektare pada 2010, kini menurut penghitungan yang sudah dilakukan sebelumnya, tersisa tinggal 170 hektare.

Marioto mengatakan, pengalihan fungsi lahan menjadi peruntukan lain bukan tanpa alasan. Masyarakat melihat bahwa sektor pertanian tidak lagi menguntungkan dan beralih ke profesi lain. Padahal, masyarakat di Kecamatan Medan Marelan sendiri secara turun-temurun berprofesi sebagai petani.

Hal tersebut membentuk suatu masyarakat agraris yang mana kehidupannya sebenarnya tidak bisa dilepaskan dari pertanian. Masyarakat setiap hari bisa ditemui sedang menggarap lahan persawahan padi maupun komoditas lainnya seperti sayuran. Kemudian menjadikan masyarakat Medan Marelan identik dengan pertanian yang maju.

“Bukti dari kedekatan itu adalah kecenderungannya untuk bertani meskipun tidak memiliki lahan sawah dan hanya memiliki sepetak pekarangan di sekitar rumah. Masyarakat memanfaatkan pekarangannya untuk bertanam apapun yang bisa menghasilkan dan menambah peendapatan keluarga," katanya.

Dikatakan Marioto, sejak 2010, masyarakat setempat memiliki semangat untuk memanfaatkan pekarangan rumahnya dengan menanam  sayuran bernilai ekonomi tinggi. Tidak hanya sekadar memenuhi kebutuhan akan sayuran sehat bagi keluarga, tapi juga untuk menambah pendapatan keluarga.

Karena di saat panen muncul ide untuk memasarkannya kepada konsumen dengan tujuan mendapatkan laba. "Kalau saja pekarangan yang sempit saja dimanfaatkan masyarakat untuk bertani, mengapa lahan yang memang lahan pertanian harus dialihkan fungsinya menjadi peruntukan lain," katanya.

Pemanfaatan pekarangan ini, kata Marioto, sudah berhasil membantu perekonomian masyarakat Marelan. Petani sayuran, ia bisa mendapatkan laba sekitar Rp 200.000 per bulan dari hasil penjualan sayurannya. Bagaimana pula seandainya masing-masing petani memiliki lahan seluas minimal 5 rante, tentu laba yang diperoleh juga jauh lebih besar. “Kalau saja pekarangan sangat dibutuhkan untuk pertanian maka seharusnya lahan yang memang digunakan untuk pertanian semestinya tidak dialihkan fungsinya menjadi peruntukan lain,” kata Marioto mengimbau.

Sumber : Harian MedanBisnis