
Hal tersebut dikemukakan Supayitno dan Tukiman yang merupakan anggota Kelompok Tani Sedar saat ditemui di rumahnya di Lingkungan IV, Kelurahan Terjun, Kecamatan Medan Marelan.
Diceritakan, dirinya dengan beberapa masyarakat lainnya saat ini sedang mencoba membudidayakan lele varietas sangkuriang untuk menambah pendapatan keluarga mereka. Menurutnya budidaya lele relatif lebih mudah daripada ikan lainnya. "Lele ikan yang mudah dibudidayakan, pun konsumennya banyak," katanya.
Untuk membudidayakan lele, ia membuat kolam dengan menggunakan terpal sebagai pengganti dinding batu. Terpal tersebut dibentuk persegi panjang dan diletakkan dalam lubang tanah dengan ukuran tertentu. Dalam kolam ukuran 150 cm x 3,5 meter tersebut berisi 2.500 ekor bibit lele.
"Umurnya sudah 2 bulan, dalam waktu dekat sudah bisa dipanen, untuk kebutuhan keluarga, selebihnya dijual," katanya.
Sebelum menebarkan bibit ke dalam kolam, terlebih dahulu ia menebarkan pupuk bokashi ke dalam kolam kemudian mengisinya dengan air dan dibiarkan selama seminggu baru bibit lele dapat dimasukkan. Teknik ini menjadikan kolam lebih bisa diatasi. "Kalau langsung dimasukkan, akan ada banyak kemungkinan kematian karena bau terpal itu bisa memengaruhi ketahanan bibit," katanya.
Sementara Tukiman mengatakan, dari bibit yang dimasukkan dalam kolam, menurutnya hanya 10 - 20% saja yang akan mengalami kematian. Selebihnya bisa dikonsumsi maupun dijual. Selama ini harga ikan lele cukup tinggi dan peminatnya pun juga tidak sedikit. Di pasaran, lele dihargai Rp 16.000 per kg dengan hitungan per kg sebanyak 10 ekor. "Kalau dihitung secara keseluruhan keuntunganya bisa mencapai ratusan ribu rupiah, sementara modal yang dikeluarkan tidak begitu besar," ujarnya.
Sumber : Harian MedanBisnis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar