PROFIL

Foto saya
Medan, Sumatera Utara, Indonesia
BADAN HUKUM : 518/30/BH/II.14/VII/2012. Berdiri tanggal 15 April 2012. SEKRETARIAT : Jl. A. Sani Muthalib Gg. Sukarela No. 11 Kel. Terjun, Kec. Medan Marelan, Kota Medan, PENGURUS : Ketua I Eko Hendra, Ketua II Erni, Sekretaris I Bambang Sutrisno, Sekretaris II Rina Yanti, Bendahara Rosita.

Kamis, 03 Mei 2012

Pemerintah Ubah Lambang Koperasi Indonesia

Dalam rangka memperkuat visi dan misi Koperasi Indonesia dalam mempersatukan tekad, semangat berdasarkan nilai dasar dan prinsip dari jatidiri koperasi, untuk meningkatkan citra dan eksistensi koperasi serta kepercayaan terhadap koperasi indonesia, maka untuk mendorong dan meningkatkan kinerja pengurus dan pengelola serta prestasi anggota koperasi, Pemerintah memandang perlu melakukan perubahan Penggunaan Lambang Koperasi Indonesia.
Perubahan Penggunaan Lambang Koperasi Indonesia ini ditetapkan melalui Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah RI Nomor 02/Per/M.KUKM/IV/2012 tanggal 17 April 2012 tentang Penggunaan Lambang Koperasi Indonesia.
Peraturan Menteri ini antara lain memuat tentang Penggunaan Lambang Koperasi Indonesia yang wajib digunakan secara resmi sebagai identitas Gerakan Koperasi Indonesia dan Bagi Gerakan Koperasi diseluruh Indonesia agar segera menyesuaikan penggunaan lambang koperasi Indonesia.
Bagi koperasi yang masih memiliki kop surat dan tatalaksana administrasi lainnya dengan menggunakan lambang koperasi Indonesia yang lama, diberi kesempatan selambat-lambatnya pada tanggal 12 Juli 2012 telah menyesuaikan dengan lambang koperasi Indonesia yang baru.
Dinas yang membidangi koperasi dan UKM di tingkat provinsi dan kabupaten/kota agar mensosialisasikan penggunaan lambang koperasi Indonesia ini kepada seluruh gerakan yang menjadi kewenangan dalam pembinaannya.
BENTUK :
Logo Sekuntum Bunga Teratai bertuliskan KOPERASI INDONESIA

Arti Gambar dan Penjelasan Lambang Koperasi :
1. Lambang Koperasi Indonesia dalam bentuk gambar bunga yang memberi kesan akan perkembangan dan kemajuan terhadap perkoperasian di Indonesia, mengandung makna bahwa Koperasi Indonesia harus selalu berkembang, cemerlang, berwawasan, variatif, inovatif sekaligus produktif dalam kegiatannya serta berwawasan dan berorientasi pada keunggulan dan teknologi;
2.  Lambang Koperasi Indonesia dalam bentuk gambar 4 (empat) sudut pandang melambangkan arah mata angin yang mempunyai maksud Koperasi Indonesia:
a. sebagai gerakan koperasi di Indonesia untuk menyalurkan aspirasi;
b. sebagai dasar perekonomian masional yang bersifat kerakyatan;
c. sebagai penjunjung tinggi prinsip nilai kebersamaan, kemandirian,keadilan dan demokrasi;
d. selalu menuju pada keunggulan dalam persaingan global.
3. Lambang Koperasi Indonesia dalam bentuk Teks Koperasi Indonesia memberi kesan dinamis modern, menyiratkan kemajuan untuk terus berkembang serta mengikuti kemajuan jaman yang bercermin pada perekonomian yang bersemangat tinggi, teks Koperasi Indonesia yang berkesinambungan sejajar rapi mengandung makna adanya ikatan yang kuat, baik didalam lingkungan internal Koperasi Indonesia maupun antara Koperasi Indonesia dan para anggotanya;
4. Lambang Koperasi Indonesia yang berwarna Pastel memberi kesan kalem sekaligus berwibawa, selain Koperasi Indonesia bergerak pada sektor perekonomian, warna pastel melambangkan adanya suatu keinginan, ketabahan, kemauan dan kemajuan serta mempunyai kepribadian yang kuat akan suatu hal terhadap peningkatan rasa bangga dan percaya diri yang tinggi terhadap pelaku ekonomi lainnya;
5. Lambang Koperasi Indonesia dapat digunakan pada papan nama kantor, pataka, umbul-umbul, atribut yang terdiri dari pin, tanda pengenal pegawai dan emblem untuk seluruh kegiatan ketatalaksanaan administratif oleh Gerakan Koperasi di Seluruh Indonesia;
6. Lambang Koperasi Indonesia menggambarkan falsafah hidup berkoperasi yang memuat :
a. Tulisan : Koperasi Indonesia yang merupakan identitas lambang;
b. Gambar : 4 (empat) kuncup bunga yang saling bertaut dihubungkan bentuk sebuah lingkaran yang menghubungkan satu kuncup dengan kuncup lainnya, menggambarkan seluruh pemangku kepentingan saling bekerja sama secara terpadu dan berkoordinasi secara harmonis dalam membangun Koperasi Indonesia;
c.   Tata Warna :
1.  Warna hijau muda dengan kode warna C:10,M:3,Y:22,K:9;
2.  Warna hijau tua dengan kode warna C:20,M:0,Y:30,K:25;
3.  Warna merah tua dengan kode warna C:5,M:56,Y:76,K:21;
4.  Perbandingan skala 1 : 20.


Sumber : Diskop & UKM Medan

UISU akan Selenggarakan Perkuliahan di Marelan

Ketua P2K2 UISU, Ir Deni Faisal Mirza didampingi sejumlah pimpinan UISU saat menyampaikan visi misi merek di hadapan pimpinan yayasan, kepala sekolah serta guru se kawasan Medan Marelan.
Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) kampus Jalan Karya Bakti Medan akan menyelenggarakan perkuliahan di Kecamatan Medan Marelan. Tindak lanjut dari penjajakan yang telah lama dilakukan dengan Yayasan Pendidikan Harapan Mekar Medan Marelan selaku penyedia tempat, akan disusul dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara kedua belah pihak.
Ketua Pusat Pengembangan Kewirausahaan dan Ketenagakerjaan (P2K2) UISU, Ir Deni Faisal Mirza yang juga merupakan panitia penerimaan mahasiswa baru UISU, kepada MedanBisnis mengatakan kedatangan mereka ke Yayasan Harapan Mekar menyahuti pembicaraan yang telah dilakukan sejak lama antara ketua yayasan sekolah itu dengan pimpinan UISU.
Pimpinan yayasan, kepala sekolah dan guru yang hadir pada pertemuan
“Hari ini kami bergembira, pihak Yayasan Harapan Mekar welcome dengan kehadiran kami. Harapan kita semua, ini bisa menjadi bagian upgrade pendidikan masyarakat, khususnya di kawasan Medan Utara. Karena UISU selain memberi peluang kuliah S1 juga S2. Kami lihat tempatnya di sini sangat representatif,” kata Deni, dalam pertemuan yang berlangsung Rabu (2/5), dihadiri sejumlah jajaran UISU, Yayasan Harapan Mekar, serta para kepala sekolah dan guru se Kecamatan Medan Marelan.
Deni melanjutkan, pihaknya sudah berbicara dengan rektor untuk memberi kesempatan kuliah bagi pekerja dan wirausahawan. Terutama bagi kalangan pendidik yang mungkin ingin meningkatkan kompetensinya.
“Kenapa di Marelan? Karena kami melihat Medan Utara dan Marelan khususnya berkembang pesat. Fokus pembangunan Pemko Medan juga mengarah kemari, sehingga perlu juga pengembangan kapasitas sumber daya manusianya khususnya pendidikan yang sangat mendasar. Dengan menyelenggarakan perkuliahan di sini, mahasiswa tak perlu jauh-jauh apalagi bagi mereka yang sibuk bekerja atau berusaha,” papar Deni.
Dalam kesempatan itu, rombongan UISU juga terdiri dari Humas Drs Almatsyah, Pembantu Dekan (PD) I Fisipol Drs Anwar Sadali, PD I Fakultas Ekonomi M Ridho SE MM, PD II Fakultas Pertanian Surya Darma SP MM, PD III Fakultas Pertanian Mahyudaniel SP MM dan Ketua Jurusan Akutansi Mas’ud SE MSi.  Dari pihak Yayasan Harapan Mekar hadir langsung Ketua Yayasan Drs Jumadi Sembiring, serta Lurah Rengas Pulau Ahmad SP.
Humas UISU, Almatsyah melanjutkan, pihaknya mengakui pasti ada pertanyaan dari masyarakat soal keabsahan UISU terkait adanya klaim dari yayasan lain. “Tapi masyarakat silahkan menilai sendiri mana yang harus dipilih. Tapi keputusan-keputusan hokum telah menetapkan UISU yang sah yakni di bawah Ketua Umum Yayasan Prof Dr Usman Pelly dengan Rektor Dr Ir Mhd Assad MSi,” ucapnya.
Sementara Ketua Yayasan Harapan Mekar Jumadi Sembiring tak mampu menyembunyikan rasa harunya, karena jika memang UISU jadi menyelenggarakan perkuliahan di yayasannya, berarti meneruskan cita-cita keluarga bertahun-tahun lalu. “Saya terharu perwakilan UISU hadir, apalagi jika nantinya bisa mewujudkan perkuliahan di sini,”  imbuhnya.
Sedangkan Lurah Rengas Pulau, Ahmad, mendukung penuh jika UISU membuka perkuliahan di Marelan. “Apa salahnya, daripada jauh-jauh mendingan kuliah di sini. Saya pribadi akan ikut mempromosikannya, bukan cuma ke masyarakat Marelan tapi juga Hamparan Perak, Klumpang dan sekitarnya,” ujar lurah yang juga alumni Fakultas Pertanian UISU ini.

Sumber : Haran MedanBisnis

Selasa, 01 Mei 2012

Marelan Bakal Punya Pasar Induk Sayur

Pemerintah Kota (Pemko) Medan akan membangun Pasar Induk Sayur dan Tradisional di Kecamatan  Medan Marelan pada tahun anggaran 2012. Pembangunannya sudah memasuki tahap penentuan lokasi. Pasar akan dibangun dengan anggaran sekitar Rp 15 miliar.
"Pembangunannya sedang diproses, saat ini sudah melewati tahap kelayakan DED bangunan dan lokasi. Lalu masuk tahap persiapan penentuan lokasi bangunannya. Ada empat alternatif lahan, namun akan ditentukan satu lahan saja yang akan digunakan," kata Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Medan, Syaiful Bahri Lubis, abru-baru ini.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Medan Zulkarnain menambahkan dari perencanaan tersebut satu dari empat lahan itu dipilih sebagai lokasi Pasar Induk Sayur dan Tradisional Marelan. Pembangunannya akan dilakukan oleh Dinas Perkim Kota Medan dengan anggaran Rp 10 miliar.
"Kalau pembangunannya, Rp 10 miliar. Tapi kalau untuk pembebasan lahannya Rp 5 miliar, itu untuk lahannya. Saya lupa lokasinya dimana, tapi dari empat lahan itu sudah ada satu lahan yang disetujui dan dinilai layak sesuai kajian kelayakan DED. Pembangunannya akan dimulai tahun ini juga," ujarnya.
Zulkarnain menjelaskan, pasar induk sendiri akan diperuntukan bagi pedagang kaki lima (PKL) sayur mayur yang sering berdagang di Jalan Kapten Rahmad Buddin depan Lapangan Rengas Pulau Marelan. Selama ini, keberadaan pedagang sayur itu mengganggu arus lalu lintas di jalan lintas masuk dari Simpang Pasar Lima Marelan.
"Pedagang sayur di Marelan, yang biasanya tumpah di pinggir jalan, akan direlokasi ke Pasar Induk ini. Sekaligus, Pasar Tradisional Marelan di simpang Pasar Lima Marelan juga akan direlokasi ke pasar induk. Jadi, pasar induk akan diperuntukan bagi petani sayur yang mau menjualkan hasil pertaniannya dan pasar tradisional," ungkapnya.
Diharapkan, setelah adanya pasar induk tersebut, tingkat kemacetan di persimpangan Pasar lima, Jalan Marelan Raya Medan Marelan dapat diatasi. "Tingkat kemacetan bisa berkurang. Jadi, tidak ada lagi transaksi petani sayur di pinggir jalan," jelasnya.
Camat Medan Marelan, Pulungan Harahap sendiri mengaku untuk penetapan lahan lokasi pembangunan Pasar Induk dan Tradisional Terpadu masih dibahas. Penetapannya masih belum keluar dan surat keputusan (SK) lahan yang dimaksud juga belum ditandatangani. "Memang sudah final. Tapi sedang proses penetapan lahan mana yang digunakan dari empat lahan alternatif yang diusulkan tersebut. SK belum keluar, sedang ditetapkan," tegasnya.
Pulungan menuturkan empat lokasi lahan alternatif yang akan pergunakan antara lain Pasar Tradisional Marelan yang lama Jalan Marelan Raya Pasar V (dilakukan penambahan/pelebaran lahan ke belakang) dan lahan kosong dekat Rumah Sakit Wulan Windi/di belakang ruko Jalan Marelan Raya Pasar V. Selanjutnya, lahan kosong dibelakang SPBU Pasar IV Jalan Marelan Raya dan lahan kosong dekat pergudangan BGR Paya Pasir Jalan Titi Pahlawan Pasar 5 Marelan.
Sebelumnya, Walikota Medan Rahudman Harahap, mengungkapkan di tahun anggaran 2012 ini Pemko Medan akan membangun pasar induk kecil di Medan Marelan. "Kita akan bangun kawasan pasar induk kecil di Medan Marelan. Agar tidak membuat macet dan lebih tertata lagi di tahun anggaran 2012 ini," ungkapnya.

Sumber : Harian MedanBisnis (teks)/Harian Sumut Pos (foto)

Senin, 30 April 2012

Mak Intan: Aku Ini Seorang Peracik

SEKILAS lahan yang tidak begitu luas di samping rumah Sarinten atau akrab disapa Mak Intan, di Jalan Marelan VII Pasar I Tengah, Lingkungan V, Kelurahan Tanah Enam Ratus, Kecamatan Medan Marelan ini, tampak laiknya tanaman biasa. Rata-rata jenis tanaman ini kerap dijumpai di jalan atau bahkan parit-parit di tepi jalan.
Siapa sangka, ternyata tanaman-tanaman yang dianggap biasa itu memiliki khasiat alami yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh manusia. Menariknya, tanaman ini dipercaya mampu mengobati jenis penyakit berbahaya seperti kanker.
Setidaknya Mak Intan memiliki koleksi tanaman obat sebanyak 500 jenis. Tujuh puluh persen berasal dari Indonesia, sedangkan 30 persen berasal dari luar Indonesia. Mak Intan juga memiliki beberapa tanaman langka yang diperolehnya dari luar negeri. Sebutlah tanaman Binahong asal Vietnam, Keladi Tikus asal Thailand, Daun Amerika berasal dari Amerika Serikat. Ada juga Seri Merah, Seri Hitam dan Seri Kikoneng.
"Saya naik turun gunung demi mendapatkan tanaman ini," katanya.
Setiap jenis tanaman memiliki khasiat tersendiri. Putri malu dan kaptus gepeng misalnya, mampu menyegarkan tubuh. Ada lagi ramuan sapu jagad yang bahan-bahannya terdiri dari 100 macam jenis tanaman obat. Sapu Jagad dipercaya sebagai minuman kesehatan yang bermanfaat untuk mencegah penyakit, masuk dalam tubuh. Ramuan minuman tapak dara termasuk salah satunya. Ramuan yang dikemas botolan ini dijelaskan Mak Intan sebagai ramuan untuk mengobati penyakit kanker.
Bila diklasifikasi, ramuan-ramuan milik Mak Intan, mampu mengatasi penyakit kanker rahim, kista, kanker payudara, batu karang, prostat, batu empedu, batu ginjal, benjolan dalam tubuh, hingga penyakit seperti hipertensi, kolesterol, diabetes, darah rendah, epilepsi, haid tidak teratur dan lain sebagainya. Kurang lebih ada 27 jenis ramuan herbal yang disediakan Mak Intan. Harga yang ditawarkan Mak Intan bervariasi, mulai dari Rp. 50.000 - Rp. 300.000.
Dijelaskan Mak Intan, proses pengolahan daun tanaman, hingga menjadi ramuan herbal melewati beberapa tahapan. Pertama, daun-daun segar itu dipetik, dipisahkan dari batangnya. Setelah dicuci bersih, daun-daun tadi dimaskukkan ke dalam mesin giling. Diperas hingga kering, baru dimasak (digongseng) di atas api sedang, hingga menjadi intisari.
Setelah itu kembali dimasukkan ke dalam mesin penggiling, sebagai proses tahap akhir (penghalusan). Ramuan pun siap dikemas ke dalam plastik atau botol.
"Saya tidak pernah menggunakan bahan-bahan kimia dalam meracik ramuan tanaman obat ini. Bahkan dalam perawatannya pun saya tidak menggunakan pupuk berbahan kimia," tegasnya.
Secara pribadi, Mak Intan menolak disebut ahli mengobati penyakit. Katanya, dia bukan dokter, bukan juga dukun. Aku ini seorang peracik, katanya. Kalaupun banyak orang yang mengaku sembuh atas penyakit yang diderita setelah minum ramuannya, dengan rendah hati Mak Intan mengatakan kesembuhan itu adalah kuasa Illahi. Bukan ditangannya. Paling Mak Intan bilang, coba dulu minum ramuan dalam waktu lima hari. Setelah itu baru putuskan sendiri.
Penyakit Asam Lambung Sembuh
Terjun ke dalam dunia usaha tanaman obat, dimulai tatkala dia melakoni kerja sebagai pejamu gendong sejak 1981-1989. Sembari menjual jamu, dia juga rajin menanam berbagai macam tumbuhan obat di samping rumahnya. Kala itu, Mak Intan tidak memperjualbelikan ramuannya pada khalayak umum. Paling ramuan hasil kreasinya dikonsumsi oleh keluarga dan sanak saudara. Suatu ketika Mak Intan mendapatkan aduan seorang kawan tentang seorang tetangga yang memiliki penyakit asam lambung.
"Tetangga kawan mamak ini sudah dirawat inap selama 3 bulan di rumah sakit. Mula-mula dia masih bisa berjalan, setelah diopname dia malah tak bisa jalan. Dokter menyerah, dia pun dibawa pulang ke rumahnya," ceritanya.
Mak Intan menyodorkan ramuan tanaman yang baru saja diraciknya. Ajaib, enam hari kemudian sakit lambung tetangga kawan Mak Intan itu berkurang lantas hilang. Secara pribadi Mak Intan tidak menyangka, proses ramuan herbalnya bekerja dengan cepat.
Sejak itulah, Mak Intan mulai fokus untuk mendalami tiap jenis tumbuhan yang ditanamnya. Dia pun rajin bereksperimen mencipta ramuan-ramuan herbal lainnya. Pelanggan pertama Mak Intan adalah para tetangga dan sanak saudara. Tanpa direncanakan promosi dari mulut ke mulut pun tecipta.
Diakuinya, usaha tanaman obat yang dilakoninya sampai saat ini juga terjadi dilatarbelakangi kebiasaan orangtua Mak Intan yang tak pernah mengenal dunia medis. Sejak kecil dia tidak pernah bersentuhan dengan dokter pun rumah sakit.
"Waktu aku kena parang, diobati Mbahku pakai getah pohon pisang. Waktu kena api, Mbah ngobati aku pakai getah pepaya. Jadi Insya Allah, aku tahu tentang rumput-rumput obat," katanya.
Terkait biaya, diakui Mak Intan dia menggunakan biaya sendiri, tanpa ada bantuan dari mana pun. Hasil penjualan ramuan pun diputar-putarnya untuk mengembangkan usaha ramuan ini. Laku sebotol ramuan dibelikannya plastik. Laku sebotol lagi dibelikannya label. Kalaupun untung penjualan ramuan terbilang besar, Mak Intan menabungnya demi biaya transportasi jikalau ada undangan pameran di suatu tempat.
Katanya, setiap kali pameran, stand pameran yang disediakan gratis, namun biaya transportasi pulang-pergi merupakan biaya sendiri. Belum lagi biaya jasa angkut untuk membawa tanamannya. Terlepas dari itu sebelum dilempar ke pasar, dalam proses meramu tanaman-tanaman ini, Mak Intan terlebih dahulu memeriksakannya ke Dinas Kesehatan untuk membuktikan aman atau tidaknya ramuan ini secara pandangan medis. Bahkan dengan sengaja pihak Dinas Kesehatan langsung datang ke rumah Mak Intan untuk membuktikan koleksi tanamannya. Setelah melakukan penilaian, izin Departemen Kesehatan untuk ramuan Mak Intan pun akhirnya keluar. Berarti dalam pandangan medis, ramuan Mak Intan terbilang aman dikonsumsi. Bahkan berdasarkan penilaian Dinas Kesehatan, terbukti ramuan Mak Intan tidak memiliki efek samping.
Produk Mak Intan termasuk produk unggulan asal Sumatera Utara, usahanya ini pun merupakan usaha binaan dari pemerintah. Begitupun, diakuinya tak ada bantuan bernilai rupiah yang didapatnya dalam mengembangkan usahanya ini. Paling hanya diberikan lapak gratis dalam tiap pameran yang diadakan pemerintah.
Mak Intan berharap, kelak ada pejabat yang mau menjadi orang tua angkat, membelikannya tanah agar tanaman-tanaman obat ini dapat lebih berkembang lagi. Selama ini tanam-tanaman obat yang dimilikinya hanya bermediakan pot saja.
"Meskipun hanya dikasih lapak pameran gratis, saya sudah Alhamdulillah kali lah, setidaknya saya bisa promosi gratis di lapak yang gratis itu," sahutnya.

Sumber : Harian Analisa (teks), Harian Sumut Pos (foto)

ORANG KAYA RAMAI-RAMAI MELIRIK MARELAN (Bagian II dari 3 Tulisan)


KINI Kecamatan Medan Marelan merupakan lahan potensial bagi pebisnis untuk menggarap pasar lebih besar. Toh, kawasan ini telah menjadi kota baru di utara Kota Medan. Restoran, tempat nongkrong gaul, supermarket, fashion outlet, hingga toko-toko yang buka 24 jam tumbuh bak jamur di musim hujan seiring berkembangnya kawasan pemukiman.
 
Sederetan bangunan ruko berdiri di sepanjang Jalan Marelan Raya, dari perbatasan Kelurahan Tanah Enam Ratus hingga persimpangan Jalan Kapten Rahmad Budin Pasar V Kelurahan Rengas Pulau.

Pemerintah Kota (Pemko) Medan sudah mulai melakukan kajian terkait pengembangan kawasan Medan Marelan. Beberapa waktu lalu, MedanBisnis sempat mengonfirmasi manajemen supermarket Carrefour soal rencana pengembangannya di Kota Medan. Didapat informasi, bakal ada dua lagi gerai Carrefour yang dibangun di Medan untuk melengkapi dua gerai yang sudah ada di kota ini, yakni di Plaza Medan Fair dan Padang Bulan. Memang belum diungkapkan di mana saja dua gerai itu bakal dibangun.

Apakah salah satunya di kawasan Medan Marelan? Bisa jadi, jika melihat potensi pasar di sana yang begitu besar. Lihat saja, supermarket terbesar di kawasan Marelan milik grup Mandiri, sudah lima tahun lebih eksis di sana. Apalagi sebuah restoran makanan cepat saji setahun belakangan beroperasi di Simpang Zipur tepatnya di kawasan pertokoan Brayan Trade Center Helvetia.

Ramainya kawasan bisnis Marelan belakangan memang merangsang hidupnya kawasan lain di sekitarnya, seperti yang terlihat di sepanjang Jalan Manunggal, Labuhan Deli, Deliserdang.

Sepanjang jalan yang menjadi akses ke arah Marelan dari Simpang Zipur tersebut, lima atau enam tahun lalu masih merupakan kawasan perkebunan. Di sebelah kiri kebun kelapa sawit dan kanannya deretan rumah berdinding papan yang dihuni karyawan kebun, sehingga di malam hari sangat gelap dan sepi.“Itu dulu, tapi sekarang kondisinya sudah beda karena jalan itu hidup dua puluh empat jam,” ujar Yusuf, pedagang sayur yang sudah lebih sepuluh tahun tinggal di Marelan. Dia tahu pasti kondisi itu karena tiap dinihari jelang subuh selalu lewat jalan itu mengantarkan sayur ke Pasar Sikambing.

Ya, di sepanjang jalan itu kini sudah berdiri café-café serta deretan kios dan ruko menggantikan rumah-rumah kebun tadi. Ciri khas baru pun muncul, seperti pasar buah yang buka 24 jam dengan pembeli yang ramai sepanjang siang hingga malam hari. “Kalau pasar buah ada yang buka dua puluh empat jam. Tapi café-café di bawah pohon sawit itu hanya sampai tengah malam,” ungkap Yusuf lagi. Berkembang pesatnya bisnis tersebut tentu didasari makin banyaknya jumlah penduduk.

 Data Badan Pusat Statistik (BPS), tahun 2001 jumlah penduduk Marelan hanya 88.790 jiwa, namun di 2007 mencapai 124.369 jiwa. Ini karena banyaknya warga mengalihkan pilihan tempat tinggalnya ke sana.

Camat Medan Marelan, Pulungan Harahap SH MSi melalui Sekretaris Camat Drs Syafril Minin mengatakan, dalam perkembangan infrastruktur dan perekonomian di kawasan Marelan, konsep universitas dan sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA) negeri sudah masuk dalam program yang diajukan ke Pemko Medan.

Diharapkan dengan tersedianya fasilitas sekolah tinggi tersebut, warga sekitar dapat lebih menghemat biaya yang digunakan untuk ongkos ke tempat kuliah atau sekolah."Kami juga sudah mengajukan program pengalihan pembangunan pasar tradisional, dengan menampung pedagang-pedagang sayur yang berjualan di badan jalan sehingga tidak mengganggu arus lalulintas," jelas Syafril.

Melirik kawasan property, Marelan dijadikan sebagai rumah kedua bagi orang kaya asal Belawan dan kediaman tetap bagi para pekerja pabrik di Kawasan Industri Medan (KIM) Mabar yang hanya berjarak satu sampai dua kilometer. Juga bagi masyarakat lainnya yang memilih pindah ke Marelan untuk menghindarkan kesumpekan hunian di pusat kota."Orang kaya dari Belawan banyak memiliki rumah mewah di Marelan. Karena di Belawan percuma punya rumah mewah, sering kena air pasang laut," ungkap Supriyanto, Komisaris PT Kembar Kencana, sebuah perusahaan pengembang.

PT Kembar Kencana sendiri kini memiliki properti di sejumlah titik di Marelan. Selain PT Kembar Kencana, ada banyak lagi perusahaan pengembang yang menggarap pasar potensial perumahan di sana. Dari situ bisa dilihat, Marelan merupakan kawasan prospektif untuk bisnis perumahan dengan melihat tingkat kebutuhan hunian warga yang setiap tahun terus mengalami peningkatan.“Konsekuensinya, harga tanah memang terus meningkat, bahkan sangat pesat,” kata Supriyanto.

Dia mengungkapkan, harga tanah waktu mereka beli tahun 1995-1996 rata-rata sekitar Rp 50 ribu hingga Rp 300 ribu per meter tergantung lokasi. Tapi sekarang, harganya sudah tiga sampai sepuluh kali lipat. “Contohnya saja tanah untuk rumah sederhana sehat pinggir sungai sudah Rp 150 ribu per meter dari sebelumnya Rp 50 ribu per meter. Lalu tanah yang di pinggir Jalan Kapten Rahmat Budin Pasar V sudah sekitar Rp 1,5 juta dari dulunya cuma Rp 300 ribu sampai Rp 400 ribuan per meter. Sudah mahal sekarang, dan sulit kalau mau buka lahan kosong untuk dibangun," ungkapnya.

Namun Supriyanto sendiri menyatakan, permintaan pasar perumahan yang meningkat pesat masih menjadi lahan bisnis menguntungkan. Bahkan dia menyebutkan, masih banyak segmen belum tergarap seperti komplek perkantoran dan pertokoan, rumah kalangan menengah ke atas, selain tentunya rumah kalangan menengah ke bawah.“Para buruh pekerja pabrik di KIM Mabar mencari rumah tipe kecil. Banyak di antaranya yang memiliki rumah jauh dari tempat kerja, menjualnya dan beli di sini," jelasnya. 

Sumber : Harian MedanBisnis

SUSUNAN PENGURUS


Susunan Pengurus Periode 2012 – 2015 :

Ketua I                         : Purwanto
Ketua II                        : Erni        

Sekretaris I                   : Eko Hendra M, SP
Sekretaris II                  : Rima Yanti

Bendahara                   : Tuti Syahyuni, SP

Badan Pengawas         : Amiruddin, Bambang Sutrisno, Agus Sutinah

Minggu, 29 April 2012

Rapat Pengurus

Sebagai sebuah organisasi yang baru berdiri, rapat-rapat terus dilakukan. Minggu 29 April 2012, rapat pengurus kembali dilakukan di kediaman Wakil Sekretaris Dian Hayati di Jl A Sani Muthalib Gg Sukarela Lingk. 1 Kel. terjun, Medan Marelan.

Walau tak dihadiri seluruh pengurus, rapat tetap berlangsung membahas program kerja ke depan, di antaranya persiapan penjualan sembako ke masyarakat, serta simpan pinjam untuk anggota.
Yang tak kalah penting mengenai pengaturan kinerja pengurus.

Moga-moga sukses. Tetap semangat!!