PASAR sayur sore meramaikan Jalan
Rahmat Budin sampai simpang Jalan Marelan Raya Pasar V saban sore
hari. Ada hiruk-pikuk transaksi antara pedagang dan pembeli tatkala
komoditas pertanian yang sebagian besar adalah sayuran dijajakan di
pinggir jalan hingga malam harinya di sana.
Kondisi
itu sudah berjalan puluhan tahun. Sebagian besar pedagang sayur berasal
dari daerah Hamparan Perak, yang datang dengan berbagai sarana
angkutan, mulai dari sepeda dayung, becak dayung, becak motor hingga
mobil pick up. Adi, seorang penarik becak, setelah pulang dari mencari nafkah sekitar pukul 16.00 WIB biasanya langsung pulang ke rumah untuk sekadar membersihkan diri, kemudian pergi lagi ke sawah milik tetangganya untuk mengutip sayur kangkung yang sudah dipesannya sehari sebelumnya. Adi memang berprofesi sebagai pedagang sayur, selain penarik becak. Sayur yang dibelinya dari petani yang tetangganya itu kemudian dibawanya dengan becak mesin miliknya dari rumahnya di Desa Selemak, Kecamatan Hamparan Perak sekira pukul 17.00 WIB.
"Hari ini agak terlambat, bang. Biasanya pukul 15.00 WIB atau paling lama 16.00 WIB sudah jalan ke Pasar V Marelan,"ungkapnya. Dia mengemukakan satu bal sayur dibeli dari petani seharga Rp 4.000, lalu di jualnya seharga Rp 6.000 ke pembeli. "Biasanya sih, sudah ada pelanggan," ujarnya lagi.
Saat itu dia memang hanya mendapatkan beberapa bal sayur kangkung, karena sayuran dari petani lain yang ada di desanya sudah diambil pedagang lain.
Soalnya, bukan cuma Adi yang berprofesi sebagai tukang becak merangkap pedagang sayur di desanya, melainkan ada beberapa orang lagi yang sudah melakoninya selama belasan tahun terakhir.
Hari itu pun ternyata ada kawan atau tetangga Adi yang sudah lebih dulu berangkat ke Pasar V Marelan untuk menjual sayur.
Adi sendiri membawa 20 bal sayur kangkung, di mana setiap bal terdiri dari 20 ikat kangkung. Pasar V Marelan bisa ditempuhnya dalam tempo 15 menit, di sana Adi bergabung dengan kawan-kawan yang sudah lebih dulu sampai. Dia duduk-duduk di atas becak sambil menikmati sebatang rokok untuk menunggu pelanggan ataupun pembeli yang hendak membeli sayur miliknya.
Setelah dua jam, dagangan Adi tinggal lima bal lagi. "Ini sudah malam kali, biasanya jam segini (20.00 WIB) saya sudah pulang ke rumah, tapi ini hari lambat," kata bapak tiga anak tersebut.
Adi menambahkan, jika sayur itu tidak habis terjual maka keesokan paginya dia akan kembali Pasar V Marelan untuk menghabiskan dagangannya itu.
Hal serupa juga dilakukan oleh Suharlan, warga Kelambir V Hamparan Perak. Dia juga berprofesi sebagai penarik becak pada pagi hingga siang, lalu sore harinya mengambil sayur untuk dijual di Pasar Sore Marelan.
Suharlan menjual sayur kacang panjang yang diambil dari petani setempat dengan harga Rp2500 per kilogram, kemudian dijual ke pelanggan atau pembeli seharga Rp3500 per kilogram.Dagangan laris, karena itu tampak santai minum kopi di kedai sambil menunggu kawannya yang sedang berjualan untuk pulang bersama-sama.
Suharlan mengatakan, dia berangkat ke Pasar V Marelan sekira pukul 15.00 WIB setiap harinya. "Kami memang sudah ada pelanggan. Biasanya mereka juga pedagang yang akan berjualan di pasar-pasar lainnya," katanya.
Ya, ternyata tidak sedikit penarik becak yang juga berdagang sayur di sini setiap sore hingga malam. "Ada 5-7 orang di sini," ungkap seorang pembeli bernama Heni, warga Lingkungan 27 Kelurahan Rengas Pulau Kecamatan Medan Marelan.
Heni mengatakan sering berbelanja sayur untuk kebutuhan kedainya dari beberapa pedagang yang sudah dikenalinya. "Saya tidak susah-susah untuk menawar sayuran karena sudah tahu sama tahu," ungkapnya.
Para pedagang itu pun, katanya, mempunyai banyak pelanggan sehingga mereka tak perlu repot lagi menjajakan dagangannya."Mereka tinggal nongkrong di atas becak, sudah ada yang datang memborong sayuran dagangan masing-masing," ungkap Heni.
Sumber : Harian MedanBisnis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar