Peran koperasi yang kini semakin meningkat
sudah sepantasnya dijadikan instrumen bagi pertumbuhan usaha kecil dan
menengah. Koperasi diperkirakan mampu menjaga kekuatan ekonomi rakyat
di tengah kontraksi ekonomi dampak dari krisis global di Eropa.
"Tangkap pasar global, tetapi jangan mengabaikan pasar domestik. UKM
yang kini sedang didorong dengan pendekatan produk unggulan desa atau
satu desa satu produk juga harus merebut nilai tambah di pasar
domestik." ujar Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Syarifuddin
Hasan pada seminar Internasional Perkoperasian Tahun 2012 baru-baru ini di Lombok, Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Syarifuddin mengatakan, untuk meningkatkan kapasitas usaha koperasi,
dibutuhkan adaptasi kebutuhan teknologi Ini dibutuhkan untuk meraih
hosiJ yang efektif dan efisien.
Data Kementerian Koperasidan UKM, selama kurun waktu lima tahun ini
(2007-2011), jumlah koperasi Indonesia naik 25,6 persen dari 149.793
unit (tahun 2007) menjadi 188.181 unit (tahun 2011). Aset koperasi naik
signfikan dari Rp 20.25 triliun menjadi Rp 72,48 triliun. Sementara
omzet naik dari Rp 63jO8 triliun menjadi Rp 95,06 triliun.
Robby Tulus,
Special Eniby of International Cooperative Alliance dalam
pemaparannya memandang, usaha perkoperasian seharusnya mampu membangun
dunia lebih baik. Dalam membangun dan menghidupkan kembali, koperasi
harus bersiap untuk menghadapi liberalisasi pasar yang semakin cepat dan
melebarkan pendapatan yang kini terjadi jarak antara masya-rakat
perkotaan dan pedesaan.
Peter Davis, Direktur Organisasi Dasar Keanggotaan Universitas
Leicester, mengatakan, perlu strategi untuk membangun pergerakan
koperasi yang efektifdi Indonesia Pemerintahan yang baik harus secara
jelas mendefinisikan dan melebarkan pemahaman misi, target pencapaian,
dan obyektivitas tentang kepemilikan anggota koperasi.
Sumber : Harian Kompas |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar