PROFIL

Foto saya
Medan, Sumatera Utara, Indonesia
BADAN HUKUM : 518/30/BH/II.14/VII/2012. Berdiri tanggal 15 April 2012. SEKRETARIAT : Jl. A. Sani Muthalib Gg. Sukarela No. 11 Kel. Terjun, Kec. Medan Marelan, Kota Medan, PENGURUS : Ketua I Eko Hendra, Ketua II Erni, Sekretaris I Bambang Sutrisno, Sekretaris II Rina Yanti, Bendahara Rosita.

Kamis, 09 Januari 2014

Mak Intan Kembangkan Jati Belanda

Petani tanaman obat keluarga (toga) di Kota Medan, Sarinten, mengembangkan tanaman jati belanda yang kini mulai banyak dicari masyarakat karena diyakini khasiatnya sebagai tanaman obat. Ditemui MedanBisnis di kediaman sekaligus kebun toganya, Jalan Marelan VII Lingkungan V Kelurahan Tanah 600, Medan Marelan, baru-baru ini, wanita yang akrab disapa Mak Intan ini menyebutkan, kini ada sekitar 10 batang pohon jati belanda berusia sekitar satu tahun di kebunnya serta sejumlah bibit hasil perbanyakan yang dilakukannya.

"Sepuluh batang yang sudah jadi itu kiriman teman dari Jawa. Lantas, saya tertarik mengembangkannya karena tanaman jenis ini masih langka di sini," katanya.

Disebutkan, pohon tanaman yang berbahasa latin Guazuma ulmifolia itu salah satu jenis koleksi tanaman di kebun Mak Intan, di antara ratusan jenis tanaman berkhasiat obat lainnya. Sepuluh batang pohon itu pula yang jadi bahan indukan, untuk perbanyakan yang sementara dilakukannya dengan cara stek batang.

"Ada beberapa bibit yang berhasil dikembangkan, tapi sebagian sudah laku terjual. Ada rencana untuk memperbanyak lagi, karena ternyata banyak juga kolektor tanaman atau orang yang membutuhkan untuk obat mencari kemari," ujar Mak Intan.

Disebutkannya, untuk memperbanyak jati belanda tidaklah mudah. Karena perbanyakan melalui stek nyatanya tidak efektif, banyak bakal bibit yang mati. Karena itu dia terus belajar bagaimana cara efektif untuk memperbanyak tanaman tersebut.

Peraih juara pertama toga se Sumatera Utara ini menjelaskan, belakangan jati belanda banyak dicari karena air rebusan daunnya dianggap berkhasiat sebagai pelangsing tubuh.

Menurutnya, ini dikarenakan daun jati belanda mengandung serat yang bersifat menghambat penyerapan lemak, gula dan kolesterol yang terdapat dalam makanan dan minuman.

Tanaman yang diperkirakan berasal dari benua Amerika ini juga diyakini berkhasiat menekan resiko diare dan perut kembung.

Kata Mak Intan, sekian lama orang di Pulau Jawa sudah memanfaatkan bagian tanaman jati belanda sebagai ramuan herbal. Beberapa tahun terakhir pengusaha jamu juga sudah menggunakannya dalam produk olahan berbentuk serbuk dalam kapsul maupun seduhan.

"Tapi setahu saya, di Sumatera Utara tanaman ini masih langka. Sayangnya, saya tidak punya lahan yang cukup luas untuk mengembangkannya lebih banyak lagi, paling sekadar dijadikan bibit," katanya.

Sumber : Harian MedanBisnis

Taufik Hidayat Memotivasi Anggota Kelompok UCT

Anggota DPRD Sumatera Utara Taufik Hidayat memotivasi anggota Kelompok Usaha Citra Tani (UCT) agar anggota kelompok usaha wanita itu lebih giat menjalankan usaha. Hal ini untuk menyongsong peluang memajukan kegiatan yang pada akhirnya akan meningkatkan taraf perekonomian keluarga. "Banyak hal yang bisa dilakukan para wanita, ibu-ibu rumah tangga, untuk membantu suami menambah penghasilan keluarga. Saya senang dengan apa yang dilakukan ibu-ibu dari Kelompok UCT ini, namun hendaknya apa yang telah dilakukan lebih ditingkatkan," kata anggota dewan asal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu, Selasa (7/1).

Taufik didampingi Ketua Forum Tani Mandiri Muhajir hadir bersilaturahmi saat kegiatan pertemuan rutin anggota Kelompok UCT, di Jalan Marelan IX Gg Amal, Lingkungan I, Kelurahan Terjun, Medan Marelan.

Saat itu, Ketua Kelompok UCT Rosita menyampaikan, anggota mereka berasal dari berbagai latar belakang seperti petani, pedagang dan pelaku UKM lainnya. Kelompok ini juga telah mengelola sejumlah kegiatan usaha, mulai dari bank sampah, daur ulang sampah, peternakan serta produksi makanan. Namun dalam perjalanannya, kata Rosita, mereka masih mengalami sejumlah kendala, sehingga perlu bimbingan dan arahan dari pihak-pihak terkait termasuk anggota dewan.

Menanggapi itu, Taufik yang kembali mencalonkan diri menjadi anggota DPRD Sumut dari Dapil 1, mengatakan, sudah jadi tugas dan kewajiban mereka sebagai wakil rakyat untuk menyerap aspirasi masyarakat. "Mudah-mudahan apa yang jadi aspirasi Kelompok UCT ini juga bisa kami sampaikan ke pemerintah, agar kelompok produktif seperti ini mendapat bantuan dan binaan," katanya.

Pada kesempatan kunjungan itu, Taufik bersama Muhajir menyalurkan bantuan sejumlah bibit pohon jambu air madu kepada Kelompok UCT. Muhajir yang juga caleg PKS untuk DPRD Medan dari Dapil 5 menjelaskan, pengadaan bantuan dari pemerintah atas aspirasi Forum Tani mandiri ini juga dimaksudkan agar tiap rumah tangga punya tanaman produktif yang hasilnya bisa dinikmati keluarga, atau menjadi tambahan penghasilan.

"Mudah-mudahan ke depan Kelompok UCT juga bisa menjadi anggota forum, dan bersama kami berjuang mengembangkan peningkatan ekonomi keluarga," ujar Muhajir.

Sumber : Harian MedanBisnis

Jumat, 13 Desember 2013

2014, Dua Koperasi Ditargetkan Masuk 300 Elite Dunia

Menteri Koperasi dan UKM Sjarifuddin Hasan menargetkan pada 2014 minimal akan muncul lagi dua koperasi Indonesia masuk peringkat elite 300 dunia, menyusul keberhasilan Koperasi Warga Semen Gresik, Jawa Timur yang pada tahun ini menembus peringkat 233 dunia.

”Saya sangat optimistis terhadap keberhasilan itu, karena saat ini sudah ada beberapa koperasi yang menunjukkan kinerja baik, dan sangat mungkin menembus 300 dunia,” katanya pada pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Pemberdayaan KUKM di Hotel Mercure, Jakarta Utara, Rabu (11/12/2013).

Salah satu koperasi yang diunggulkan adalah Kospin Jasa Pekalongan, Jawa Tengah. Koperasi tersebut sebenarnya pada tahun ini lebih diunggulkan masuk 300 besar dunia ketimbang Koperasi Warga Semen Gresik (KWSG).

Akan tetapi faktanya KWSG lebih beruntung dari sisi pemberdayaan, karena benar-benar mampu memberi kesejahteran bagi anggotanya yang terdiri dari karyawan PT Semen Gresik maupun anggota keluarga karyawan.

Dari akumulasi aset, Kospin Jasa memang unggul, dan kompetensi ini diharapkan bisa menjadi kekuatan untuk masuk peringkat 300 besar pada tahun depan. Total aset yang dimiliki Kospin Jasa hampir mencapai Rp10 triliun.

Didorong komitmen seluruh gerakan koperasi nasional, Sjarifuddin Hasan meyakini  target yang disampaikannya bisa direalisasi. Sebab, potensi ekonomi Indonesia yang didukung sekitar 200.818 koperasi di seluruh Indonesia terus berkembang.

Indikasi dari peningkatan ekonomi itu salah satu meningkatnya jumlah koperasi dari bulan ke bulan. Sebagai catatan, katanya, Indonesia saat ini tercatat memiliki jumlah koperasi terbesar dibandingkan dengan negara-negara lain.

”Melalui Rakornas ini saya mengharapkan sebagai salah satu media untuk meningkatkan kinerja koperasi dan usaha minkro, kecil dan menengah (KUMKM). Pemerintah ingin mendapatkan masukan positif dari peserta Rakornas untuk bisa diimplementasikan pada 2014.”

Selain menjalankan program dengan informasi secara top-down, instansi pemberdaya sektor riil tersebut  juga menjalankan metoda bottom-up. Strategi ini dijalankan untuk mendapatkan informasi akurat Karena menyangkut seluruh kepentingan KUMKM.

Pada kesempatan itu, Sjarifuddin Hasan menyerahkan Pataka Koperasi sebagai tanda penghargaan atas keberhasilan provinsi dan kabupaten/kota menjalankan pembinaan terhadap KUMKM.  Satu dari dua provinsi penerima adalah Jawa Tengah, dan hadir menerimanya adalah Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo.

Sumber : Bisnis Indonesia Online

Kamis, 12 Desember 2013

Pemerintah Berhasil Memodernisasi 56.000 Koperasi

Kementerian Koperasi dan UKM mengusung program Koperasi Modern dengan target mencapai 100.000 unit pada akhir 2014. Saat ini realisasinya sudah melewati 50% dengan jumlah yang mencapai 56.000.

Braman Setyo, Deputi - Bidang Produksi Kementerian Koperasi dan UKM yang menangani program 100.000 Koperasi Modern, mengatakan sangat optimistis mampu menyelesaikan tugasnya, karena seluruh unit kerja dioptimalkan.

“Kerja sama kami dengan PT.Telekomunikasi Indonesia sebagai fasilitator koperasi modern  juga terus berlanjut. Itu sebabnya program Koperasi Modern disebut dengan Telkom Mitra Sejati,” katanya.

Program ini merupakan upaya pemerintah, dalam hal ini Kementerian Koperasi dan UKM untuk meningkatkan kontribusi unit koperasi dalam peningkatan perekonomian Indonesia. Tepatnya, melalui pemanfaatan teknologi informasi  dan komunikasi.

Koperasi yang diseleksi dan bergabung menjadi Koperasi Modern akan mendapat fasilitas layanan berupa koneksi internet broadband speedy yang dilengkapi dengan aplikasi e-koperasi. Atau layanan transaksi elektronik, finchannel dan pengiriman uang elektronik (remittance).

Menurut Braman, untuk memperluas jangkauan program Kopersi Modern, Telkom memberi kesempatan bagi koperasi menjadi community channel yang bisa mendukung perusahaan telekomunikasi negara tersebut.

Sumber : Bisnis Indonesia

Selasa, 03 Desember 2013

Bisnis Yang Cocok Untuk Mahasiswa dengan Modal Kecil

Menjadi seorang pengusaha bisa dilakukan oleh siapa saja, termasuk kalangan mahasiswa yang memiliki modal cukup terbatas. Kreativitas yang mereka miliki serta luasnya pengetahuan yang didapatkannya di bangku perkuliahan, menjadi bekal mahasiswa untuk menyiasati minimnya modal usaha yang mereka miliki.
Keinginan untuk terjun di dunia usaha memang cukup sering kita temui dalam diri anak muda, terutama bagi mereka yang berstatus sebagai mahasiswa. Meski untuk bisa menekuni bisnis sampingan di sela-sela jam perkuliahan tidaklah semudah teori yang dikatakan, namun semangat entrepreneur yang tertanam dalam dirinya cukup membantu mereka untuk menghadapi segala kendala usaha dengan mudah.
Nah, bagi Anda yang ingin menekuni bisnis sampingan di sela-sela kesibukan utamanya menuntut ilmu di bangku perkuliahan, tidak ada salahnya bila Anda mengangkat potensi bisnis di daerah asal Anda sebagai salah satu ide bisnis yang cocok untuk mahasiswa dengan modal kecil.

Target pasar yang dibidik

Mengingat hampir semua mahasiswa merupakan perantau yang berasal dari berbagai penjuru daerah, tentunya masing-masing dari mereka memiliki adat, budaya, makanan khas, hingga souvenir-souvenir unik yang berbeda-beda. Memanfaatkan peluang tersebut, Anda bisa mendapatkan tambahan uang saku dengan memasarkan produk-produk unik seperti aneka kerajinan tangan daerah maupun oleh-oleh khas dari kota asal Anda di lingkungan kampus tempat Anda menuntut ilmu.
Untuk menjalankan ide bisnis tersebut, Anda bisa mulai membawa beberapa sampel produk dari kampung halaman Anda. Dari situ, Anda bisa mulai membidik teman-teman di lingkungan kampus ataupun teman di sekitar kost-kostan sebagai pangsa pasar yang cukup menjanjikan. Contohnya saja bila Anda seorang mahasiswa yang berasal dari Pulau Dewata Bali bisa memasarkan kain Bali atau sandal Bali yang belakangan ini digemari masyarakat luas. Atau bila misalnya Anda mahasiswa dari Provinsi Lampung, maka tak ada salahnya bila Anda mulai memasarkan kopi Lampung atau keripik pisang Lampung untuk mendapat tambahan uang jajan setiap bulan.

Sumber : bisnisukm.com

Senin, 02 Desember 2013

Koperasi & UKM Diminta tak Andalkan Bantuan Pemerintah

Pengelola Koperasi dan UKM diharapkan tidak selalu mengandalkan bantuan pemerintah untuk mengembangkan usaha. Koperasi dan UKM disarankan lebih memperkuat modal sendiri agar mampu berkembang.  

Abdul Kadir Damanik, Staf Ahli Menteri Bidang Penerapan Nilai Dasar Koperasi, Kementerian Koperasi dan UKM, mengatakan hal itu pada sosialisasi UU No. 17/2012 tentang Koperasi di Badung, Bali, seperti dilaporkan Bagian Hubungan Masyarakat instansi itu.
 
"Setiap orang yang memulai usaha seharusnya atau selayaknya didukung modal awal. Oleh karena itu, pemerintah tidak bisa membantu pelaku koperasi dan usaha kecil dan menengah (KUKM) secara optimal," katanya. Apabila usaha sudah berkembang, maka pemerintah baru bisa memberi bantuan perkuatan modal. Bantuan tersebut bisa berupa pinjaman, tetapi yang harus diketahui, bantuan itu tidak bisa selalu mengandalkan pemerintah, karena APBN terbatas.

Di satu sisi, pelaku usaha sektor riil yang terkait dengan KUKM jumlahnya sangat banyak. Jadi, KUKM tidak bisa tergantung terus kepada anggaran pemerintah. Pelaku usaha KUKM harus bisa berkreasi memperkuat permodalannya sendiri. 

Abdul Kadir menjelaskan pemerintah pernah membentuk lembaga jaminan kredit koperasi untuk membantu mengembangkan usahanya dengan skala pinjaman terbatas. Namun, sejalan dengan perjalanan waktu, lembaga tersebut kini berubah menjadi lebih kuat.

Sumber : Bisnis Indonesia

Medan Tuan Rumah Harkopnas 2014

 Kota Medan akan menjadi tuan rumah pelaksanaan Hari Koperasi Nasional (Harkopnas) ke 67 tahun 2014. Harkopnas akan diikuti seluruh kabupaten/kota se Indonesia yang berlangsung sekitar satu minggu pada bulan Juli 2014 dan akan dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudoyono (SBY).

Hal ini dicetuskan Kepala Dinas Koperasi Kota Medan H Tunggar saat menghadiri rapat di ruang Komisi C DPRD Medan dalam pembahasan Ranperda Kota Medan tentang R APBD Pemko Medan TA 2014. Rapat ini dipimpin Ketua Komisi C DPRD Medan A Hie didam

Dikatakan Tunggar, untuk mendukung pelaksanaan Harkopnas nanti, pihaknya mengalokasikan biaya pelsaksanaan di APBD Kota Medan sebesar Rp 5, 3 Miliar. Untuk itu Tunggar sangat berharap dukungan DPRD Medan terutama pihak keamanan demi suksesnya pelaksanaan akbar nanti.

Ketua Komisi C DPRD Medan A Hie mengatakan, Pemko Medan melalui Dinas Koperasi harus dapat memanfaatkan kegiatan tersebut dengan maksimal. Begitu juga dengan promosi produk hasil kerajinan daerah Kota Medan supaya dipersiapkan dengan matang.

Masih terkait promosi hasil kerajinan produk unggulan di Kota Medan, Kepada Pemko Medan, A Hie berharap supaya segera menyediakan lokasi yakni Usaha Kredit Menengah (UKM) Central di Kota Medan. Lokasi sentral UKM nanti bisa menjadi tempat promosi seluruh hasil kerajinan daerah. Sehingga produk hasil kerajinan Kota Medan punya daya saing yang tinggi terhadap daerah lain dan mudah didapat bagi wisatawan. "Pemko Medan harus segera menyediakan pusat UKM Centre," ujar politisi Demokrat ini.
pingi Sekretaris Irwanto Tampubolon dan anggota Abd Rani, Kuat Surbakti dan Ilhamsyah.

Sumber : Harian MedanBisnis

Jumat, 29 November 2013

Ngatimin Pemasok Bahan Baku Anti Nyamuk

Tempurung atau batok kelapa yang selama ini terbuang dan hanya menjadi limbah ternyata bisa mendatangkan rupiah. Dengan mengolahnya dengan beragam produk, misalnya karya kerajinan tangan (handmade) atau menjadikannya arang. Potensi dan peluang usaha dari arang ini ternyata menjanjikan, sehingga perajin arang pun banyak. Ini tidak terlepas, karena arang dari tempurung kelapa ternyata juga merupakan bahan baku untuk beberapa produk yang berbasis karbon aktif semisal untuk baterai kering dan anti nyamuk.

Adalah Ngatimin, pelaku usaha yang melirik peluang bisnis dari arang ini. Warga Jalan Sani Mutalib, Gang Sukarela, Kecamatan Medan Marelan. Dia sudah menggeluti bisnis arang dari tempurung kelapa lebih dari 15 tahun.

Ngatimin menuturkan, sebelum memproduksi arang ini dia memulainya usaha tersebut dengan memasok bahan baku tempurung ke pabrik di kawasan Kampung Lalang. Aktivitas ini berlangsung bertahun-tahun lamanya.

Hingga akhirnya, 15 tahun lalu, Ngatimin mulai memasok arang tempurung dengan kapasitas 300 kg. Hal itu disebabkan perbedaan harga yang sangat signifikan antara bahan baku tempurung dengan arang. "Dengan membakar, harganya lebih mahal. Awalnya kita menjual Rp 300 per kilo, sekarang ini sudah mencapai Rp 3 ribu," ujarnya.

Ngatimin menyebutkan, arang-arang yang mereka produksi memiliki dua jenis. Masing-masing miss 26, atau arang yang siap giling, dan siap ayak. Arang yang satu ini, harga jualnya jauh lebih mahal. Sedangkan satu lainnya, jenis cakul (arang yang habis bakar langsung jual tanpa melalui proses pengayakan, harganya lebih murah.

Kemudian, arang-arang ini dipasarkan di kawasan Binjai dan Tanjung Morawa. Untuk proses produksi Ngatimin, melakukannya secara manual. Awalnya, dengan menggunakan drum, namun kini sudah menggunakan tungku tanah. "Sekali pembakaran maksimal hanya 15 kg. Namun sekarang sudah menggunakan tungku tanah, dengan pembakaran sebanyak 6 ton sekali bakar, dan hasilnya sekira 3 ton arang," katanya.

Selanjutnya arang ini digiling dan dijemur kemudian diayak. Awalnya menurut Ngatimin, dia menggiling arang menggunakan mobil. "Kita mengunakan mobil dengan maju dan mundur. Ini untuk pengerjaan satu ton, bisa sampai pagi," ujarnya seraya menambahkan saat ini dia sudah memiliki mesin penggilingan.

Selanjutnya, arang-arang tersebut dikeringkan dengan menggunakan panas matahari. Tahapan ini memakan waktu dua hingga tiga hari. Namun berbeda ketika musim penghujan, yang membutuhkan waktu pengeringan hingga satu minggu.

Seperti yang terjadi beberapa waktu belakangan ini, menjadi kendala yang dihadapinya. "Kalau musim hujan seperti ini, arang hanya bisa dikeluarkan hanya sekali dalam seminggu dengan kapasitas 1,5 ton. Padahal jika cuaca bagus, dalam satu minggu bisa mencapai 4,5 ton," ujarnya.

Untuk bahan baku, Ngatimin mengaku mendatangkannya dari warung-warung langganannya yang tersebar di berbagai titik di kota Medan. Bahkan ada juga yang didatangkan dari daerah lainnya, seperti Tanjung Balai. Kedepan Ngatimin memiliki impian ingin memperluas pemasaran serta kapasitas produksi.

Sumber : Harian MedanBisnis

Jumat, 01 Maret 2013

MoU Kemensos dan Kemenkop UKM, 1.160 Kube Menjadi Koperasi

Sebanyak 1.160 Kelompok Usaha Bersama (Kube) akan ditingkatkan menjadi koperasi. Nantinya, seluruh koperasi tersebut akan menjadi binaan Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop dan UKM) dan tidak lagi mendapatkan bantuan dana dari Kementerian Sosial (Kemensos).
Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri mengatakan, sebesar 1.160 Kube status kelembagaannya meningkat Tidak semuanya akan menjadi koperasi, tapi digabung sesuai lokasinya. "Kube satu kelompok 10 orang. Sementara Koperasi minimal 20 orang. Makanya, nanti digabung supaya jadi 20 orang. Nanti mereka diseleksi Kemenkop dan UKM. Tidak mungkin semua dikoperasikan," ujarnya usai penandatangan MoU antara Kemensos dan Kemenkop dan UKM di Jakarta.
Koperasi KUBE ini, lanjut Salim, bisa menjadi sarana untuk membangun tolong menolong, peduli dan berbagi, prinsipnya dari dan oleh masyarakat "Semoga dengan MoU ini Insya Allah mereka yang sudah sukses semakin meningkat Kita sangat optimistis dengan adanya kerja sama ini," tandasnya
MoU itu, kata Salim, merupakan langkah yang cukup bagus agar mereka yang gabung dalam kelompok ini bisa meningkat. Rencananya dalam upaya peningkatan koperasi KUBE itu, setiap kelompok usaha yang terdiri dari 10 Kepala Keluarga (KK) akan diberikan dana bantuan berupa hibah senilai Rp 20 juta. "Karena sifatnya hibah, jadi tidak ada jaminan, dan dana ini diperuntukkan bagi warga miskin agar bisa mendiri dalam finansial," pungkasnya
Sementara itu, Menteri Koperasi dan UKM Syarifuddin Hasan, mengatakan, dengan naiknya status kelembagaan 1.160 Kube membuat jumlah koperasi bertambah. Saat ini, jumlah koperasi seluruh Indonesia mencapai 194.344 unit Target tahun ini tembus di angka 200 ribu.
"Kemensos yang membuat target kami tercapai," katanya.
Menurutnya, ada berbagai versi koperasi yang disiapkan. Nanti koperasi baru tersebut akan difasilitasi apakah mendapatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR), dana bergulir, dan kredit komersial. "Tingkatannya ada. Kita melakukan pembinaan dan pelatihan. Kalau dari Kube naik, jadi koperasi kita arahkan dapat KUR. Kalau sudah bagus kita naikkan untuk dapat dana bergilir. Kalau sudah bagus lagi dapat kredit komersial," paparnya.

Sumber : Indo Pos

Kamis, 28 Februari 2013

Koperasi Baru Boleh Pinjam ke LPDB

Untuk meningkatkan kinerja sekligus roda ekonomi, Lembaga Pengelola Dana Bergulir Usaha Mikro Kecil dan Menengah (LPDB-UMKM) menyiapkan dana bergulir bagi KUMKM, yang bersumber pada APBN.
"Total nilai yang kami alokasikan pada 2013 senilai Rp 1,9 triliun," kata Direktur Utama LPDB KUMKM, Kemas Danial, seusai Monitoring, Evaluasi, dan Sosialisasi Rencana Bisnis LPDB KUMKM 2013 di Gedung Senbik, Jalan Soekarno Hatta Bandung.
Kemas mengatakan, sejak 2008 sampai 11 Januari 2013, pihaknya menyalurkan dana bergulir Rp 2,7 triliun kepada sekitar 1.813 mitra usaha. Sedangkan khusus Jabar, kata Kemas, sejak 2008 sampai 11 Januari 2013, penyalurannya Rp 411,7 miliar.
"Alokasi untuk Jabar pada tahun ini naik 100 persen. Pada 2013, alokasi Jabar sebesar Rp 250-300 miliar. Proyeksi penyalurannya pada 2013 sebanyak 214,7 miliar," ujarnya.
Agar lebih produktif, tahun ini LPDB fokus menyalurkan dana bagi sektor riil, karena dianggap lebih bermanfaat dalam menggerakkan ekonomi, khususnya dalam penyerapan tenaga kerja.
"Tahun lalu, 70 persen penyerapan oleh sektor simpan pinjam. Sebesar 30 persennya sektor riil. Sekarang, kami ubah menjadi 60 persen sektor riil, sisanya simpan pinjam," ujarnya.
Naiknya alokasi dana bergulir itu pun untuk menyikapi kebijakan pemerintah yang berpotensi menyebabkan inflasi, seperti naiknya upah minimum kota-kabupaten (UMK) dan  tarif dasar listrik (TDL). "Dana itu untuk menyeimbangkan keuangan koperasi dan UMKM agar mereka dapat menutupi biaya operasionalnya akibat naiknya UMK dan TDL, sekaligus meningkatkan kinerjanya," kata Kemas.
Upaya lainnya, imbuh Kemas, pihaknya mempermudah persyaratan peminjaman dana. Misalnya, koperasi yang baru beroperasi minimal 1 tahun, berbadan hukum, dan legalitasnya diakui, dapat mengajukan pinjaman, yang suku bunganya 6 persen untuk sektor riil dan 9 persen simpan pinjam. "Tahun lalu, koperasi baru dapat meminjam jika beroperasi minimal 2 tahun," katanya.
Strategi lainnya, imbuh Kemas, pihaknya mengembangkan sistem channeling, yaitu bekerja sama dengan seluruh Bank Perkreditan Rakyat (BPR) milik pemerintah daerah. "Untuk BPR, kami menetapkan peraturan. Dalam penyalurannya, BPR tidak boleh menetapkan suku bunga melebihi 11 persen kepada nasabah. Peraturan itu ditetapkan Menteri Keuangan," urainya.
Di tempat yang sama, Wakil Gubernur Jabar, Dede Yusuf, menyatakan, saat ini kontribusi KUMKM bagi PDRB Jabar 43 persen. Penyerapan tenaga kerja oleh UMKM dapat mencapai 8 juta tenaga kerja,sedangkan penyerapan tenaga kerja oleh usaha besar hanya sekitar 2 juta orang.
LPDB KUMKM merupakan satuan kerja Kementerian Koperasi dan UKM. Lembaga yang didirikan tahun 2006 ini bertujuan mengoptimalkan pengelolaan dana bergulir bagi KUMKM.

Sumber  : TribunNews