PROFIL

Foto saya
Medan, Sumatera Utara, Indonesia
BADAN HUKUM : 518/30/BH/II.14/VII/2012. Berdiri tanggal 15 April 2012. SEKRETARIAT : Jl. A. Sani Muthalib Gg. Sukarela No. 11 Kel. Terjun, Kec. Medan Marelan, Kota Medan, PENGURUS : Ketua I Eko Hendra, Ketua II Erni, Sekretaris I Bambang Sutrisno, Sekretaris II Rina Yanti, Bendahara Rosita.

Senin, 30 April 2012

Mak Intan: Aku Ini Seorang Peracik

SEKILAS lahan yang tidak begitu luas di samping rumah Sarinten atau akrab disapa Mak Intan, di Jalan Marelan VII Pasar I Tengah, Lingkungan V, Kelurahan Tanah Enam Ratus, Kecamatan Medan Marelan ini, tampak laiknya tanaman biasa. Rata-rata jenis tanaman ini kerap dijumpai di jalan atau bahkan parit-parit di tepi jalan.
Siapa sangka, ternyata tanaman-tanaman yang dianggap biasa itu memiliki khasiat alami yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh manusia. Menariknya, tanaman ini dipercaya mampu mengobati jenis penyakit berbahaya seperti kanker.
Setidaknya Mak Intan memiliki koleksi tanaman obat sebanyak 500 jenis. Tujuh puluh persen berasal dari Indonesia, sedangkan 30 persen berasal dari luar Indonesia. Mak Intan juga memiliki beberapa tanaman langka yang diperolehnya dari luar negeri. Sebutlah tanaman Binahong asal Vietnam, Keladi Tikus asal Thailand, Daun Amerika berasal dari Amerika Serikat. Ada juga Seri Merah, Seri Hitam dan Seri Kikoneng.
"Saya naik turun gunung demi mendapatkan tanaman ini," katanya.
Setiap jenis tanaman memiliki khasiat tersendiri. Putri malu dan kaptus gepeng misalnya, mampu menyegarkan tubuh. Ada lagi ramuan sapu jagad yang bahan-bahannya terdiri dari 100 macam jenis tanaman obat. Sapu Jagad dipercaya sebagai minuman kesehatan yang bermanfaat untuk mencegah penyakit, masuk dalam tubuh. Ramuan minuman tapak dara termasuk salah satunya. Ramuan yang dikemas botolan ini dijelaskan Mak Intan sebagai ramuan untuk mengobati penyakit kanker.
Bila diklasifikasi, ramuan-ramuan milik Mak Intan, mampu mengatasi penyakit kanker rahim, kista, kanker payudara, batu karang, prostat, batu empedu, batu ginjal, benjolan dalam tubuh, hingga penyakit seperti hipertensi, kolesterol, diabetes, darah rendah, epilepsi, haid tidak teratur dan lain sebagainya. Kurang lebih ada 27 jenis ramuan herbal yang disediakan Mak Intan. Harga yang ditawarkan Mak Intan bervariasi, mulai dari Rp. 50.000 - Rp. 300.000.
Dijelaskan Mak Intan, proses pengolahan daun tanaman, hingga menjadi ramuan herbal melewati beberapa tahapan. Pertama, daun-daun segar itu dipetik, dipisahkan dari batangnya. Setelah dicuci bersih, daun-daun tadi dimaskukkan ke dalam mesin giling. Diperas hingga kering, baru dimasak (digongseng) di atas api sedang, hingga menjadi intisari.
Setelah itu kembali dimasukkan ke dalam mesin penggiling, sebagai proses tahap akhir (penghalusan). Ramuan pun siap dikemas ke dalam plastik atau botol.
"Saya tidak pernah menggunakan bahan-bahan kimia dalam meracik ramuan tanaman obat ini. Bahkan dalam perawatannya pun saya tidak menggunakan pupuk berbahan kimia," tegasnya.
Secara pribadi, Mak Intan menolak disebut ahli mengobati penyakit. Katanya, dia bukan dokter, bukan juga dukun. Aku ini seorang peracik, katanya. Kalaupun banyak orang yang mengaku sembuh atas penyakit yang diderita setelah minum ramuannya, dengan rendah hati Mak Intan mengatakan kesembuhan itu adalah kuasa Illahi. Bukan ditangannya. Paling Mak Intan bilang, coba dulu minum ramuan dalam waktu lima hari. Setelah itu baru putuskan sendiri.
Penyakit Asam Lambung Sembuh
Terjun ke dalam dunia usaha tanaman obat, dimulai tatkala dia melakoni kerja sebagai pejamu gendong sejak 1981-1989. Sembari menjual jamu, dia juga rajin menanam berbagai macam tumbuhan obat di samping rumahnya. Kala itu, Mak Intan tidak memperjualbelikan ramuannya pada khalayak umum. Paling ramuan hasil kreasinya dikonsumsi oleh keluarga dan sanak saudara. Suatu ketika Mak Intan mendapatkan aduan seorang kawan tentang seorang tetangga yang memiliki penyakit asam lambung.
"Tetangga kawan mamak ini sudah dirawat inap selama 3 bulan di rumah sakit. Mula-mula dia masih bisa berjalan, setelah diopname dia malah tak bisa jalan. Dokter menyerah, dia pun dibawa pulang ke rumahnya," ceritanya.
Mak Intan menyodorkan ramuan tanaman yang baru saja diraciknya. Ajaib, enam hari kemudian sakit lambung tetangga kawan Mak Intan itu berkurang lantas hilang. Secara pribadi Mak Intan tidak menyangka, proses ramuan herbalnya bekerja dengan cepat.
Sejak itulah, Mak Intan mulai fokus untuk mendalami tiap jenis tumbuhan yang ditanamnya. Dia pun rajin bereksperimen mencipta ramuan-ramuan herbal lainnya. Pelanggan pertama Mak Intan adalah para tetangga dan sanak saudara. Tanpa direncanakan promosi dari mulut ke mulut pun tecipta.
Diakuinya, usaha tanaman obat yang dilakoninya sampai saat ini juga terjadi dilatarbelakangi kebiasaan orangtua Mak Intan yang tak pernah mengenal dunia medis. Sejak kecil dia tidak pernah bersentuhan dengan dokter pun rumah sakit.
"Waktu aku kena parang, diobati Mbahku pakai getah pohon pisang. Waktu kena api, Mbah ngobati aku pakai getah pepaya. Jadi Insya Allah, aku tahu tentang rumput-rumput obat," katanya.
Terkait biaya, diakui Mak Intan dia menggunakan biaya sendiri, tanpa ada bantuan dari mana pun. Hasil penjualan ramuan pun diputar-putarnya untuk mengembangkan usaha ramuan ini. Laku sebotol ramuan dibelikannya plastik. Laku sebotol lagi dibelikannya label. Kalaupun untung penjualan ramuan terbilang besar, Mak Intan menabungnya demi biaya transportasi jikalau ada undangan pameran di suatu tempat.
Katanya, setiap kali pameran, stand pameran yang disediakan gratis, namun biaya transportasi pulang-pergi merupakan biaya sendiri. Belum lagi biaya jasa angkut untuk membawa tanamannya. Terlepas dari itu sebelum dilempar ke pasar, dalam proses meramu tanaman-tanaman ini, Mak Intan terlebih dahulu memeriksakannya ke Dinas Kesehatan untuk membuktikan aman atau tidaknya ramuan ini secara pandangan medis. Bahkan dengan sengaja pihak Dinas Kesehatan langsung datang ke rumah Mak Intan untuk membuktikan koleksi tanamannya. Setelah melakukan penilaian, izin Departemen Kesehatan untuk ramuan Mak Intan pun akhirnya keluar. Berarti dalam pandangan medis, ramuan Mak Intan terbilang aman dikonsumsi. Bahkan berdasarkan penilaian Dinas Kesehatan, terbukti ramuan Mak Intan tidak memiliki efek samping.
Produk Mak Intan termasuk produk unggulan asal Sumatera Utara, usahanya ini pun merupakan usaha binaan dari pemerintah. Begitupun, diakuinya tak ada bantuan bernilai rupiah yang didapatnya dalam mengembangkan usahanya ini. Paling hanya diberikan lapak gratis dalam tiap pameran yang diadakan pemerintah.
Mak Intan berharap, kelak ada pejabat yang mau menjadi orang tua angkat, membelikannya tanah agar tanaman-tanaman obat ini dapat lebih berkembang lagi. Selama ini tanam-tanaman obat yang dimilikinya hanya bermediakan pot saja.
"Meskipun hanya dikasih lapak pameran gratis, saya sudah Alhamdulillah kali lah, setidaknya saya bisa promosi gratis di lapak yang gratis itu," sahutnya.

Sumber : Harian Analisa (teks), Harian Sumut Pos (foto)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar