Siapa sangka, ternyata tanaman-tanaman yang dianggap biasa
itu memiliki khasiat alami yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh manusia.
Menariknya, tanaman ini dipercaya mampu mengobati jenis penyakit berbahaya
seperti kanker.
Setidaknya Mak Intan memiliki koleksi tanaman obat sebanyak
500 jenis. Tujuh puluh persen berasal dari Indonesia, sedangkan 30 persen
berasal dari luar Indonesia. Mak Intan juga memiliki beberapa tanaman langka
yang diperolehnya dari luar negeri. Sebutlah tanaman Binahong asal Vietnam,
Keladi Tikus asal Thailand, Daun Amerika berasal dari Amerika Serikat. Ada juga
Seri Merah, Seri Hitam dan Seri Kikoneng.
"Saya naik turun gunung demi mendapatkan tanaman
ini," katanya.
Setiap jenis tanaman memiliki khasiat tersendiri. Putri malu
dan kaptus gepeng misalnya, mampu menyegarkan tubuh. Ada lagi ramuan sapu jagad
yang bahan-bahannya terdiri dari 100 macam jenis tanaman obat. Sapu Jagad
dipercaya sebagai minuman kesehatan yang bermanfaat untuk mencegah penyakit,
masuk dalam tubuh. Ramuan minuman tapak dara termasuk salah satunya. Ramuan
yang dikemas botolan ini dijelaskan Mak Intan sebagai ramuan untuk mengobati
penyakit kanker.
Bila diklasifikasi, ramuan-ramuan milik Mak Intan, mampu
mengatasi penyakit kanker rahim, kista, kanker payudara, batu karang, prostat,
batu empedu, batu ginjal, benjolan dalam tubuh, hingga penyakit seperti
hipertensi, kolesterol, diabetes, darah rendah, epilepsi, haid tidak teratur
dan lain sebagainya. Kurang lebih ada 27 jenis ramuan herbal yang disediakan
Mak Intan. Harga yang ditawarkan Mak Intan bervariasi, mulai dari Rp. 50.000 -
Rp. 300.000.
Dijelaskan Mak Intan, proses pengolahan daun tanaman, hingga
menjadi ramuan herbal melewati beberapa tahapan. Pertama, daun-daun segar itu
dipetik, dipisahkan dari batangnya. Setelah dicuci bersih, daun-daun tadi
dimaskukkan ke dalam mesin giling. Diperas hingga kering, baru dimasak
(digongseng) di atas api sedang, hingga menjadi intisari.
Setelah itu kembali dimasukkan ke dalam mesin penggiling,
sebagai proses tahap akhir (penghalusan). Ramuan pun siap dikemas ke dalam
plastik atau botol.
"Saya tidak pernah menggunakan bahan-bahan kimia dalam
meracik ramuan tanaman obat ini. Bahkan dalam perawatannya pun saya tidak
menggunakan pupuk berbahan kimia," tegasnya.
Secara pribadi, Mak Intan menolak disebut ahli mengobati
penyakit. Katanya, dia bukan dokter, bukan juga dukun. Aku ini seorang peracik,
katanya. Kalaupun banyak orang yang mengaku sembuh atas penyakit yang diderita
setelah minum ramuannya, dengan rendah hati Mak Intan mengatakan kesembuhan itu
adalah kuasa Illahi. Bukan ditangannya. Paling Mak Intan bilang, coba dulu
minum ramuan dalam waktu lima hari. Setelah itu baru putuskan sendiri.
Penyakit Asam Lambung Sembuh
Terjun ke dalam dunia usaha tanaman obat, dimulai tatkala
dia melakoni kerja sebagai pejamu gendong sejak 1981-1989. Sembari menjual
jamu, dia juga rajin menanam berbagai macam tumbuhan obat di samping rumahnya.
Kala itu, Mak Intan tidak memperjualbelikan ramuannya pada khalayak umum.
Paling ramuan hasil kreasinya dikonsumsi oleh keluarga dan sanak saudara. Suatu
ketika Mak Intan mendapatkan aduan seorang kawan tentang seorang tetangga yang
memiliki penyakit asam lambung.
"Tetangga kawan mamak ini sudah dirawat inap selama 3
bulan di rumah sakit. Mula-mula dia masih bisa berjalan, setelah diopname dia
malah tak bisa jalan. Dokter menyerah, dia pun dibawa pulang ke rumahnya,"
ceritanya.
Mak Intan menyodorkan ramuan tanaman yang baru saja
diraciknya. Ajaib, enam hari kemudian sakit lambung tetangga kawan Mak Intan
itu berkurang lantas hilang. Secara pribadi Mak Intan tidak menyangka, proses
ramuan herbalnya bekerja dengan cepat.
Sejak itulah, Mak Intan mulai fokus untuk mendalami tiap
jenis tumbuhan yang ditanamnya. Dia pun rajin bereksperimen mencipta
ramuan-ramuan herbal lainnya. Pelanggan pertama Mak Intan adalah para tetangga
dan sanak saudara. Tanpa direncanakan promosi dari mulut ke mulut pun tecipta.
Diakuinya, usaha tanaman obat yang dilakoninya sampai saat
ini juga terjadi dilatarbelakangi kebiasaan orangtua Mak Intan yang tak pernah
mengenal dunia medis. Sejak kecil dia tidak pernah bersentuhan dengan dokter
pun rumah sakit.
"Waktu aku kena parang, diobati Mbahku pakai getah
pohon pisang. Waktu kena api, Mbah ngobati aku pakai getah pepaya. Jadi Insya
Allah, aku tahu tentang rumput-rumput obat," katanya.
Terkait biaya, diakui Mak Intan dia menggunakan biaya
sendiri, tanpa ada bantuan dari mana pun. Hasil penjualan ramuan pun
diputar-putarnya untuk mengembangkan usaha ramuan ini. Laku sebotol ramuan
dibelikannya plastik. Laku sebotol lagi dibelikannya label. Kalaupun untung
penjualan ramuan terbilang besar, Mak Intan menabungnya demi biaya transportasi
jikalau ada undangan pameran di suatu tempat.
Katanya, setiap kali pameran, stand pameran yang disediakan
gratis, namun biaya transportasi pulang-pergi merupakan biaya sendiri. Belum
lagi biaya jasa angkut untuk membawa tanamannya. Terlepas dari itu sebelum
dilempar ke pasar, dalam proses meramu tanaman-tanaman ini, Mak Intan terlebih
dahulu memeriksakannya ke Dinas Kesehatan untuk membuktikan aman atau tidaknya
ramuan ini secara pandangan medis. Bahkan dengan sengaja pihak Dinas Kesehatan
langsung datang ke rumah Mak Intan untuk membuktikan koleksi tanamannya.
Setelah melakukan penilaian, izin Departemen Kesehatan untuk ramuan Mak Intan
pun akhirnya keluar. Berarti dalam pandangan medis, ramuan Mak Intan terbilang
aman dikonsumsi. Bahkan berdasarkan penilaian Dinas Kesehatan, terbukti ramuan
Mak Intan tidak memiliki efek samping.
Produk Mak Intan termasuk produk unggulan asal Sumatera
Utara, usahanya ini pun merupakan usaha binaan dari pemerintah. Begitupun,
diakuinya tak ada bantuan bernilai rupiah yang didapatnya dalam mengembangkan
usahanya ini. Paling hanya diberikan lapak gratis dalam tiap pameran yang
diadakan pemerintah.
Mak Intan berharap, kelak ada pejabat yang mau menjadi orang
tua angkat, membelikannya tanah agar tanaman-tanaman obat ini dapat lebih
berkembang lagi. Selama ini tanam-tanaman obat yang dimilikinya hanya
bermediakan pot saja.
"Meskipun hanya dikasih lapak pameran gratis, saya
sudah Alhamdulillah kali lah, setidaknya saya bisa promosi gratis di lapak yang
gratis itu," sahutnya.
Sumber : Harian Analisa (teks), Harian Sumut Pos (foto)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar