Setelah mati suri beberapa waktu, kini
kelompok Usaha Citra Tani (UCT) Marelan, mulai mengembangkan produk
abon lele. Selain itu juga adaproduk lain semisal bubuk jahe instan,
peyek bayam, peyek kacang, kue bawang, kripik sanjai, keripik ubi gurih,
peyek kacang hijau bahkan juga sabur cair.
Ketua UCT Marelan, Rosita yang
didampingi Sekretaris, Dian Hayati dan bendahara Wulandari kepada
MedanBisnis, baru-baru ini menyebutkan, pengembangan produk olahan lele
tersebut, diharapkan dapat membantu para petani lele. "Sekaligus untuk
memotivasi para ibu rumah tangga lebih kreatif," sambungnya.
Dia
menjelaskan kalau abon lele yang diproduksi UCT dijamin tidak
menggunakan bahan pengawet. Pengerjaannya murni dilakukan anggota UCT.
Mereka membuat abon lele karena selama ini produk tersebut masih jarang
ditemukan dipasaran.
"Selama ini, abon lele ini masih jarang
dipasaran. Kemudian anak-anak juga jarang suka sama ikan lele. Padahal,
di ikan ini banyak kandungan gizinya. Namun dengan olahan ini,
diharapkan ada peningkatan konsumsi lele dalam benyuk lain," katanya.
Apalagi rasanya enak dan hampir mirip rasa abon daging sapi.
Masalah
bahan baku abon ini pun menurutnya tidak ada masalah. Bahkan kedepan,
para ibu rumah tangga ini pun diharapkan bisa membantu ketersediaan
bahan baku nantinya.
Dia menjelaskan, untuk memproduksi abon lele
tidak terlalu sulit. Hanya saja penyusutannya cukup tinggi. Dari 10 kg
ikan lele, dagingnya hanya bisa diperoleh sekira 4 kg. Setelah diproses,
hanya tersisa 2,3 kg, abon. Karenanya, harga abon lele ini dipatok UCT
Rp 20 ribu per onsnya.
Sumber : Harian MedanBisnis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar