PROFIL

Foto saya
Medan, Sumatera Utara, Indonesia
BADAN HUKUM : 518/30/BH/II.14/VII/2012. Berdiri tanggal 15 April 2012. SEKRETARIAT : Jl. A. Sani Muthalib Gg. Sukarela No. 11 Kel. Terjun, Kec. Medan Marelan, Kota Medan, PENGURUS : Ketua I Eko Hendra, Ketua II Erni, Sekretaris I Bambang Sutrisno, Sekretaris II Rina Yanti, Bendahara Rosita.

Jumat, 13 Desember 2013

2014, Dua Koperasi Ditargetkan Masuk 300 Elite Dunia

Menteri Koperasi dan UKM Sjarifuddin Hasan menargetkan pada 2014 minimal akan muncul lagi dua koperasi Indonesia masuk peringkat elite 300 dunia, menyusul keberhasilan Koperasi Warga Semen Gresik, Jawa Timur yang pada tahun ini menembus peringkat 233 dunia.

”Saya sangat optimistis terhadap keberhasilan itu, karena saat ini sudah ada beberapa koperasi yang menunjukkan kinerja baik, dan sangat mungkin menembus 300 dunia,” katanya pada pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Pemberdayaan KUKM di Hotel Mercure, Jakarta Utara, Rabu (11/12/2013).

Salah satu koperasi yang diunggulkan adalah Kospin Jasa Pekalongan, Jawa Tengah. Koperasi tersebut sebenarnya pada tahun ini lebih diunggulkan masuk 300 besar dunia ketimbang Koperasi Warga Semen Gresik (KWSG).

Akan tetapi faktanya KWSG lebih beruntung dari sisi pemberdayaan, karena benar-benar mampu memberi kesejahteran bagi anggotanya yang terdiri dari karyawan PT Semen Gresik maupun anggota keluarga karyawan.

Dari akumulasi aset, Kospin Jasa memang unggul, dan kompetensi ini diharapkan bisa menjadi kekuatan untuk masuk peringkat 300 besar pada tahun depan. Total aset yang dimiliki Kospin Jasa hampir mencapai Rp10 triliun.

Didorong komitmen seluruh gerakan koperasi nasional, Sjarifuddin Hasan meyakini  target yang disampaikannya bisa direalisasi. Sebab, potensi ekonomi Indonesia yang didukung sekitar 200.818 koperasi di seluruh Indonesia terus berkembang.

Indikasi dari peningkatan ekonomi itu salah satu meningkatnya jumlah koperasi dari bulan ke bulan. Sebagai catatan, katanya, Indonesia saat ini tercatat memiliki jumlah koperasi terbesar dibandingkan dengan negara-negara lain.

”Melalui Rakornas ini saya mengharapkan sebagai salah satu media untuk meningkatkan kinerja koperasi dan usaha minkro, kecil dan menengah (KUMKM). Pemerintah ingin mendapatkan masukan positif dari peserta Rakornas untuk bisa diimplementasikan pada 2014.”

Selain menjalankan program dengan informasi secara top-down, instansi pemberdaya sektor riil tersebut  juga menjalankan metoda bottom-up. Strategi ini dijalankan untuk mendapatkan informasi akurat Karena menyangkut seluruh kepentingan KUMKM.

Pada kesempatan itu, Sjarifuddin Hasan menyerahkan Pataka Koperasi sebagai tanda penghargaan atas keberhasilan provinsi dan kabupaten/kota menjalankan pembinaan terhadap KUMKM.  Satu dari dua provinsi penerima adalah Jawa Tengah, dan hadir menerimanya adalah Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo.

Sumber : Bisnis Indonesia Online

Kamis, 12 Desember 2013

Pemerintah Berhasil Memodernisasi 56.000 Koperasi

Kementerian Koperasi dan UKM mengusung program Koperasi Modern dengan target mencapai 100.000 unit pada akhir 2014. Saat ini realisasinya sudah melewati 50% dengan jumlah yang mencapai 56.000.

Braman Setyo, Deputi - Bidang Produksi Kementerian Koperasi dan UKM yang menangani program 100.000 Koperasi Modern, mengatakan sangat optimistis mampu menyelesaikan tugasnya, karena seluruh unit kerja dioptimalkan.

“Kerja sama kami dengan PT.Telekomunikasi Indonesia sebagai fasilitator koperasi modern  juga terus berlanjut. Itu sebabnya program Koperasi Modern disebut dengan Telkom Mitra Sejati,” katanya.

Program ini merupakan upaya pemerintah, dalam hal ini Kementerian Koperasi dan UKM untuk meningkatkan kontribusi unit koperasi dalam peningkatan perekonomian Indonesia. Tepatnya, melalui pemanfaatan teknologi informasi  dan komunikasi.

Koperasi yang diseleksi dan bergabung menjadi Koperasi Modern akan mendapat fasilitas layanan berupa koneksi internet broadband speedy yang dilengkapi dengan aplikasi e-koperasi. Atau layanan transaksi elektronik, finchannel dan pengiriman uang elektronik (remittance).

Menurut Braman, untuk memperluas jangkauan program Kopersi Modern, Telkom memberi kesempatan bagi koperasi menjadi community channel yang bisa mendukung perusahaan telekomunikasi negara tersebut.

Sumber : Bisnis Indonesia

Selasa, 03 Desember 2013

Bisnis Yang Cocok Untuk Mahasiswa dengan Modal Kecil

Menjadi seorang pengusaha bisa dilakukan oleh siapa saja, termasuk kalangan mahasiswa yang memiliki modal cukup terbatas. Kreativitas yang mereka miliki serta luasnya pengetahuan yang didapatkannya di bangku perkuliahan, menjadi bekal mahasiswa untuk menyiasati minimnya modal usaha yang mereka miliki.
Keinginan untuk terjun di dunia usaha memang cukup sering kita temui dalam diri anak muda, terutama bagi mereka yang berstatus sebagai mahasiswa. Meski untuk bisa menekuni bisnis sampingan di sela-sela jam perkuliahan tidaklah semudah teori yang dikatakan, namun semangat entrepreneur yang tertanam dalam dirinya cukup membantu mereka untuk menghadapi segala kendala usaha dengan mudah.
Nah, bagi Anda yang ingin menekuni bisnis sampingan di sela-sela kesibukan utamanya menuntut ilmu di bangku perkuliahan, tidak ada salahnya bila Anda mengangkat potensi bisnis di daerah asal Anda sebagai salah satu ide bisnis yang cocok untuk mahasiswa dengan modal kecil.

Target pasar yang dibidik

Mengingat hampir semua mahasiswa merupakan perantau yang berasal dari berbagai penjuru daerah, tentunya masing-masing dari mereka memiliki adat, budaya, makanan khas, hingga souvenir-souvenir unik yang berbeda-beda. Memanfaatkan peluang tersebut, Anda bisa mendapatkan tambahan uang saku dengan memasarkan produk-produk unik seperti aneka kerajinan tangan daerah maupun oleh-oleh khas dari kota asal Anda di lingkungan kampus tempat Anda menuntut ilmu.
Untuk menjalankan ide bisnis tersebut, Anda bisa mulai membawa beberapa sampel produk dari kampung halaman Anda. Dari situ, Anda bisa mulai membidik teman-teman di lingkungan kampus ataupun teman di sekitar kost-kostan sebagai pangsa pasar yang cukup menjanjikan. Contohnya saja bila Anda seorang mahasiswa yang berasal dari Pulau Dewata Bali bisa memasarkan kain Bali atau sandal Bali yang belakangan ini digemari masyarakat luas. Atau bila misalnya Anda mahasiswa dari Provinsi Lampung, maka tak ada salahnya bila Anda mulai memasarkan kopi Lampung atau keripik pisang Lampung untuk mendapat tambahan uang jajan setiap bulan.

Sumber : bisnisukm.com

Senin, 02 Desember 2013

Koperasi & UKM Diminta tak Andalkan Bantuan Pemerintah

Pengelola Koperasi dan UKM diharapkan tidak selalu mengandalkan bantuan pemerintah untuk mengembangkan usaha. Koperasi dan UKM disarankan lebih memperkuat modal sendiri agar mampu berkembang.  

Abdul Kadir Damanik, Staf Ahli Menteri Bidang Penerapan Nilai Dasar Koperasi, Kementerian Koperasi dan UKM, mengatakan hal itu pada sosialisasi UU No. 17/2012 tentang Koperasi di Badung, Bali, seperti dilaporkan Bagian Hubungan Masyarakat instansi itu.
 
"Setiap orang yang memulai usaha seharusnya atau selayaknya didukung modal awal. Oleh karena itu, pemerintah tidak bisa membantu pelaku koperasi dan usaha kecil dan menengah (KUKM) secara optimal," katanya. Apabila usaha sudah berkembang, maka pemerintah baru bisa memberi bantuan perkuatan modal. Bantuan tersebut bisa berupa pinjaman, tetapi yang harus diketahui, bantuan itu tidak bisa selalu mengandalkan pemerintah, karena APBN terbatas.

Di satu sisi, pelaku usaha sektor riil yang terkait dengan KUKM jumlahnya sangat banyak. Jadi, KUKM tidak bisa tergantung terus kepada anggaran pemerintah. Pelaku usaha KUKM harus bisa berkreasi memperkuat permodalannya sendiri. 

Abdul Kadir menjelaskan pemerintah pernah membentuk lembaga jaminan kredit koperasi untuk membantu mengembangkan usahanya dengan skala pinjaman terbatas. Namun, sejalan dengan perjalanan waktu, lembaga tersebut kini berubah menjadi lebih kuat.

Sumber : Bisnis Indonesia

Medan Tuan Rumah Harkopnas 2014

 Kota Medan akan menjadi tuan rumah pelaksanaan Hari Koperasi Nasional (Harkopnas) ke 67 tahun 2014. Harkopnas akan diikuti seluruh kabupaten/kota se Indonesia yang berlangsung sekitar satu minggu pada bulan Juli 2014 dan akan dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudoyono (SBY).

Hal ini dicetuskan Kepala Dinas Koperasi Kota Medan H Tunggar saat menghadiri rapat di ruang Komisi C DPRD Medan dalam pembahasan Ranperda Kota Medan tentang R APBD Pemko Medan TA 2014. Rapat ini dipimpin Ketua Komisi C DPRD Medan A Hie didam

Dikatakan Tunggar, untuk mendukung pelaksanaan Harkopnas nanti, pihaknya mengalokasikan biaya pelsaksanaan di APBD Kota Medan sebesar Rp 5, 3 Miliar. Untuk itu Tunggar sangat berharap dukungan DPRD Medan terutama pihak keamanan demi suksesnya pelaksanaan akbar nanti.

Ketua Komisi C DPRD Medan A Hie mengatakan, Pemko Medan melalui Dinas Koperasi harus dapat memanfaatkan kegiatan tersebut dengan maksimal. Begitu juga dengan promosi produk hasil kerajinan daerah Kota Medan supaya dipersiapkan dengan matang.

Masih terkait promosi hasil kerajinan produk unggulan di Kota Medan, Kepada Pemko Medan, A Hie berharap supaya segera menyediakan lokasi yakni Usaha Kredit Menengah (UKM) Central di Kota Medan. Lokasi sentral UKM nanti bisa menjadi tempat promosi seluruh hasil kerajinan daerah. Sehingga produk hasil kerajinan Kota Medan punya daya saing yang tinggi terhadap daerah lain dan mudah didapat bagi wisatawan. "Pemko Medan harus segera menyediakan pusat UKM Centre," ujar politisi Demokrat ini.
pingi Sekretaris Irwanto Tampubolon dan anggota Abd Rani, Kuat Surbakti dan Ilhamsyah.

Sumber : Harian MedanBisnis

Jumat, 29 November 2013

Ngatimin Pemasok Bahan Baku Anti Nyamuk

Tempurung atau batok kelapa yang selama ini terbuang dan hanya menjadi limbah ternyata bisa mendatangkan rupiah. Dengan mengolahnya dengan beragam produk, misalnya karya kerajinan tangan (handmade) atau menjadikannya arang. Potensi dan peluang usaha dari arang ini ternyata menjanjikan, sehingga perajin arang pun banyak. Ini tidak terlepas, karena arang dari tempurung kelapa ternyata juga merupakan bahan baku untuk beberapa produk yang berbasis karbon aktif semisal untuk baterai kering dan anti nyamuk.

Adalah Ngatimin, pelaku usaha yang melirik peluang bisnis dari arang ini. Warga Jalan Sani Mutalib, Gang Sukarela, Kecamatan Medan Marelan. Dia sudah menggeluti bisnis arang dari tempurung kelapa lebih dari 15 tahun.

Ngatimin menuturkan, sebelum memproduksi arang ini dia memulainya usaha tersebut dengan memasok bahan baku tempurung ke pabrik di kawasan Kampung Lalang. Aktivitas ini berlangsung bertahun-tahun lamanya.

Hingga akhirnya, 15 tahun lalu, Ngatimin mulai memasok arang tempurung dengan kapasitas 300 kg. Hal itu disebabkan perbedaan harga yang sangat signifikan antara bahan baku tempurung dengan arang. "Dengan membakar, harganya lebih mahal. Awalnya kita menjual Rp 300 per kilo, sekarang ini sudah mencapai Rp 3 ribu," ujarnya.

Ngatimin menyebutkan, arang-arang yang mereka produksi memiliki dua jenis. Masing-masing miss 26, atau arang yang siap giling, dan siap ayak. Arang yang satu ini, harga jualnya jauh lebih mahal. Sedangkan satu lainnya, jenis cakul (arang yang habis bakar langsung jual tanpa melalui proses pengayakan, harganya lebih murah.

Kemudian, arang-arang ini dipasarkan di kawasan Binjai dan Tanjung Morawa. Untuk proses produksi Ngatimin, melakukannya secara manual. Awalnya, dengan menggunakan drum, namun kini sudah menggunakan tungku tanah. "Sekali pembakaran maksimal hanya 15 kg. Namun sekarang sudah menggunakan tungku tanah, dengan pembakaran sebanyak 6 ton sekali bakar, dan hasilnya sekira 3 ton arang," katanya.

Selanjutnya arang ini digiling dan dijemur kemudian diayak. Awalnya menurut Ngatimin, dia menggiling arang menggunakan mobil. "Kita mengunakan mobil dengan maju dan mundur. Ini untuk pengerjaan satu ton, bisa sampai pagi," ujarnya seraya menambahkan saat ini dia sudah memiliki mesin penggilingan.

Selanjutnya, arang-arang tersebut dikeringkan dengan menggunakan panas matahari. Tahapan ini memakan waktu dua hingga tiga hari. Namun berbeda ketika musim penghujan, yang membutuhkan waktu pengeringan hingga satu minggu.

Seperti yang terjadi beberapa waktu belakangan ini, menjadi kendala yang dihadapinya. "Kalau musim hujan seperti ini, arang hanya bisa dikeluarkan hanya sekali dalam seminggu dengan kapasitas 1,5 ton. Padahal jika cuaca bagus, dalam satu minggu bisa mencapai 4,5 ton," ujarnya.

Untuk bahan baku, Ngatimin mengaku mendatangkannya dari warung-warung langganannya yang tersebar di berbagai titik di kota Medan. Bahkan ada juga yang didatangkan dari daerah lainnya, seperti Tanjung Balai. Kedepan Ngatimin memiliki impian ingin memperluas pemasaran serta kapasitas produksi.

Sumber : Harian MedanBisnis

Jumat, 01 Maret 2013

MoU Kemensos dan Kemenkop UKM, 1.160 Kube Menjadi Koperasi

Sebanyak 1.160 Kelompok Usaha Bersama (Kube) akan ditingkatkan menjadi koperasi. Nantinya, seluruh koperasi tersebut akan menjadi binaan Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop dan UKM) dan tidak lagi mendapatkan bantuan dana dari Kementerian Sosial (Kemensos).
Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri mengatakan, sebesar 1.160 Kube status kelembagaannya meningkat Tidak semuanya akan menjadi koperasi, tapi digabung sesuai lokasinya. "Kube satu kelompok 10 orang. Sementara Koperasi minimal 20 orang. Makanya, nanti digabung supaya jadi 20 orang. Nanti mereka diseleksi Kemenkop dan UKM. Tidak mungkin semua dikoperasikan," ujarnya usai penandatangan MoU antara Kemensos dan Kemenkop dan UKM di Jakarta.
Koperasi KUBE ini, lanjut Salim, bisa menjadi sarana untuk membangun tolong menolong, peduli dan berbagi, prinsipnya dari dan oleh masyarakat "Semoga dengan MoU ini Insya Allah mereka yang sudah sukses semakin meningkat Kita sangat optimistis dengan adanya kerja sama ini," tandasnya
MoU itu, kata Salim, merupakan langkah yang cukup bagus agar mereka yang gabung dalam kelompok ini bisa meningkat. Rencananya dalam upaya peningkatan koperasi KUBE itu, setiap kelompok usaha yang terdiri dari 10 Kepala Keluarga (KK) akan diberikan dana bantuan berupa hibah senilai Rp 20 juta. "Karena sifatnya hibah, jadi tidak ada jaminan, dan dana ini diperuntukkan bagi warga miskin agar bisa mendiri dalam finansial," pungkasnya
Sementara itu, Menteri Koperasi dan UKM Syarifuddin Hasan, mengatakan, dengan naiknya status kelembagaan 1.160 Kube membuat jumlah koperasi bertambah. Saat ini, jumlah koperasi seluruh Indonesia mencapai 194.344 unit Target tahun ini tembus di angka 200 ribu.
"Kemensos yang membuat target kami tercapai," katanya.
Menurutnya, ada berbagai versi koperasi yang disiapkan. Nanti koperasi baru tersebut akan difasilitasi apakah mendapatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR), dana bergulir, dan kredit komersial. "Tingkatannya ada. Kita melakukan pembinaan dan pelatihan. Kalau dari Kube naik, jadi koperasi kita arahkan dapat KUR. Kalau sudah bagus kita naikkan untuk dapat dana bergilir. Kalau sudah bagus lagi dapat kredit komersial," paparnya.

Sumber : Indo Pos

Kamis, 28 Februari 2013

Koperasi Baru Boleh Pinjam ke LPDB

Untuk meningkatkan kinerja sekligus roda ekonomi, Lembaga Pengelola Dana Bergulir Usaha Mikro Kecil dan Menengah (LPDB-UMKM) menyiapkan dana bergulir bagi KUMKM, yang bersumber pada APBN.
"Total nilai yang kami alokasikan pada 2013 senilai Rp 1,9 triliun," kata Direktur Utama LPDB KUMKM, Kemas Danial, seusai Monitoring, Evaluasi, dan Sosialisasi Rencana Bisnis LPDB KUMKM 2013 di Gedung Senbik, Jalan Soekarno Hatta Bandung.
Kemas mengatakan, sejak 2008 sampai 11 Januari 2013, pihaknya menyalurkan dana bergulir Rp 2,7 triliun kepada sekitar 1.813 mitra usaha. Sedangkan khusus Jabar, kata Kemas, sejak 2008 sampai 11 Januari 2013, penyalurannya Rp 411,7 miliar.
"Alokasi untuk Jabar pada tahun ini naik 100 persen. Pada 2013, alokasi Jabar sebesar Rp 250-300 miliar. Proyeksi penyalurannya pada 2013 sebanyak 214,7 miliar," ujarnya.
Agar lebih produktif, tahun ini LPDB fokus menyalurkan dana bagi sektor riil, karena dianggap lebih bermanfaat dalam menggerakkan ekonomi, khususnya dalam penyerapan tenaga kerja.
"Tahun lalu, 70 persen penyerapan oleh sektor simpan pinjam. Sebesar 30 persennya sektor riil. Sekarang, kami ubah menjadi 60 persen sektor riil, sisanya simpan pinjam," ujarnya.
Naiknya alokasi dana bergulir itu pun untuk menyikapi kebijakan pemerintah yang berpotensi menyebabkan inflasi, seperti naiknya upah minimum kota-kabupaten (UMK) dan  tarif dasar listrik (TDL). "Dana itu untuk menyeimbangkan keuangan koperasi dan UMKM agar mereka dapat menutupi biaya operasionalnya akibat naiknya UMK dan TDL, sekaligus meningkatkan kinerjanya," kata Kemas.
Upaya lainnya, imbuh Kemas, pihaknya mempermudah persyaratan peminjaman dana. Misalnya, koperasi yang baru beroperasi minimal 1 tahun, berbadan hukum, dan legalitasnya diakui, dapat mengajukan pinjaman, yang suku bunganya 6 persen untuk sektor riil dan 9 persen simpan pinjam. "Tahun lalu, koperasi baru dapat meminjam jika beroperasi minimal 2 tahun," katanya.
Strategi lainnya, imbuh Kemas, pihaknya mengembangkan sistem channeling, yaitu bekerja sama dengan seluruh Bank Perkreditan Rakyat (BPR) milik pemerintah daerah. "Untuk BPR, kami menetapkan peraturan. Dalam penyalurannya, BPR tidak boleh menetapkan suku bunga melebihi 11 persen kepada nasabah. Peraturan itu ditetapkan Menteri Keuangan," urainya.
Di tempat yang sama, Wakil Gubernur Jabar, Dede Yusuf, menyatakan, saat ini kontribusi KUMKM bagi PDRB Jabar 43 persen. Penyerapan tenaga kerja oleh UMKM dapat mencapai 8 juta tenaga kerja,sedangkan penyerapan tenaga kerja oleh usaha besar hanya sekitar 2 juta orang.
LPDB KUMKM merupakan satuan kerja Kementerian Koperasi dan UKM. Lembaga yang didirikan tahun 2006 ini bertujuan mengoptimalkan pengelolaan dana bergulir bagi KUMKM.

Sumber  : TribunNews

Jumat, 15 Februari 2013

Program KUR Lampaui Target, Kemenkop dan UKM Lakukan Pendampingan 430 Koperasi Seluruh Indonesia

Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) telah memasuki tahun kelima. Berkat kerja sama berbagai pihak, program KUR berjalan dengan baik, ditandai dengan realisasi penyaluran KUR per 31 Desember 2012 sebesar Rp. 34,3 Trilliun yang berarti telah melampaui target tahun 2012 sebesar Rp. 30 Trilliun.
Demikian di sampaikan Menteri Koperasi dan UKM Syarief Hasan yang juga menjawab pertanyaan parlemen mengenai perkembangan KUR. Menurut Menkop, hasil yang menggembirakan itu, karena berjalannya sosialisasi yang dilaksanakan di seluruh provinsi oleh Kementerian Teknis, Perbankan dan Pemerintah Daerah.
Implikasi positifnya, semakin banyak masyarakat mengetahui tentang KUR. Untuk menjaga performance KUR itu sendiri, kata Menkop, selanjutnya Kementerian Koperasi dan UKM melaksanakan program pendampingan KUR yang bekerja sama dengan berbagai pihak.
"Itu dilakukan sebagai bagian dari upaya untuk dapat merealisasikan target KUR untuk tahun 2013 telah ditetapkan sebesar Rp. 36 Triliun. Sebagai bagian pendampingan itu, Kementerian Koperasi dan UKM selama 2012 telah menyalurkan Bantuan Sosial (Bansos) berupa Pendampingan KUR kepada 430 Koperasi seluruh Indonesia," katanya.
Lebih lanjut Menkop menjelaskan, tugas pokok para Pendamping KUR adalah memberikan penjelasan tentang kebijakan dan aspek-aspek program KUR kepada anggota koperasi dan UMKM di wilayahnya. Para pendamping juga bertugas mengantarkan anggota Koperasi atau UMKM binaannya tersebut untuk dapat mengakses program KUR ke Bank Pelaksana dengan cara memenuhi persyaratan yang diperlukan. Sedangkan keputusan apakah UMKM tersebut memenuhi syarat untuk memperoleh KUR atau tidak, ditentukan oleh masing-masing Bank Pelaksana KUR.
"Sampai dengan akhir tahun 2012 jumlah UMKM yang didampingi mengakses KUR ke Bank Pelaksana oleh tenaga Pendamping Koperasi berjumlah 29.135 UMKM, dan telah berhasil mem peroleh KUR dari Bank Pelaksana sebanyak 1.645 UMKM, dengan nilai kredit sebesar Rp. 67.472.000.000.-.," katanya.
Sedangkan ditanya soal langkah strategis apa yang telah dilakukan untuk penyelesaian permasalahan dalam pelaksanaan penjaminan kredit/pembiayaan kepada usaha mikro, kecil, menengah, dan koperasi terutama untuk menyelesaikan kredit macet?
Menkop menjawab, kewenangan untuk menangani kredit bermasalah ada di masing-masing Bank pelaksana KUR.
Alasannya, aturan/Standard Operasional Procedure (SOP) masing - masing Bank mengenai penanganan debitur bermasalah berbeda beda. Kementerian Koperasi dan UKM kata Menkop, berkonsentrasi untuk melakukan langkah - langkah preventif meliputi menyiapkan materi pendampingan agar KUKM calon debitur mampu menyusun proposal kredit dengan baik, kemudian memperkenalkan "best practice", tentang pemanfaatan kredit secara produktif dan terakhir memberikan guide line bagi KUKM untuk menyiapkan dokumen yang diperlukan agar memiliki bahan untuk membantu penyelesaian kredit.
Manfaat KUR
Sedangkan manfaat KUR dalam rangka tercapainya percepatan pengembangan sektor riil dan pemberdayaan UMKMK dalam rangka penanggulangan/pengentasan kemiskinan dan perluasan kesempatan kerja serta pertumbuhan ekonomi?
Kata Menkop, secara kumulatif realisasi penyaluran KUR oleh Bank Pelaksana sampai dengan 31 Desember 2012 telah mencapai Rp. 97,6 trilliun kepada 7,6 juta UMKM. Hal ini berarti bahwa minimal sebanyak 7.6 juta UMKM telah mendapatkan akses permodalan dari perbankan bagi pengembangan usahanya, baik berupa modal kerja maupun kredit investasi.
Kata Menkop, sebagian UMKMK tersebut, sebelumnya kesulitan mengakses kredit ke Bank dikarenakan belum bankable. Manfaat KUR dalam pengembangan usaha juga ditandai dengan indikator bahwa sampai saat ini Lebih dari 600 ribu debitur KUR telah bermigrasi menjadi debitur kredit komersial biasa.
Lanjut Menkop, berkembangnya volume penyaluran dan jumlah debitur KUR dipandang sebagai langkah maju untuk lebih banyak membuka sumber-sumber pembiayaan usaha (financiai inclusion) untuk UMKMK. "Karena prestasi ini, kata Menkop, pemerintah Indonesia melalui Presiden RI telah mendapatkan penghargaan dari Lembaga Internasional (International Microcredit Summit Campaign) yang bergerak dalam mengkampanyekan Financial Inclusion di seluruh dunia," katanya.
Sebagai catatan, kata Menkop, jumlah UMKMK yang mendapatkan KUR per tanggal 31 Desember 2012 sebanyak lebih dari 7,6 juta tersebut akan meningkat omsetnya dan berpotensi menciptakan tambahan lapangan kerja baru.
Menurut Menkop, KUR harus diketahui masyarakat luas. Untuk itu, sosialisasi KUR telah dilaksanakan di 33 propinsi dengan ragam kegiatan yang bervariasi, dan menggunakan media audio visual, cetak dan tatap muka. Kementerian Koperasi dan UKM berkoordinasi dengan Bank Pelaksana dan Kementerian teknis terkait serta SKPD yang membidangi Koperasi dan UKM untuk melakukan sosialisasi KUR bagi koperasi dan UKM diwilayahnya.
Peran Pemerintah Daerah (Propinsi, Kabupaten/Kota) dalam sosialisasi KUR juga meningkat utamanya untuk sektor hulu sebagaimana amanat Inpres No.3/ 2010. Masing - masing Pemerintah daerah telah didorong untuk membentuk Tim Pemantau KUR diketuai oleh Bupati/ Gubernur dengan anggota para SKPD dari kementerian teknis terkait, Bank Pelaksana KUR, Perwakilan BI dan Perusahaan penjamin di daerah. Pembentukan Tim ini dimaksudkan untuk mengkoordinasikan penyaluran KUR di daerah, dan menangani permasalahan lapangan yang perlu mendapat
Sedangkan menjawab kekeliruan pemahaman KUR itu sendiri sehingga bisa mendiskreditkan pemerintah, Menkop menjelasakn, kata kunci untuk mengurangi kekeliruan persepsi masyarakat tentang KUR adalah terus menerus melakukan sosialisasi dengan informasi yang akurat dan obyektif. Kata dia, dalam event-event penting di daerah diadakan penyerahan KUR secara simbolis, dan event tersebut sekaligus dimanfaatkan sebagai media mensosialisasikan KUR.
Dalam sosialisasi tersebut disampaikan bahwa KUR adalah Kredit melalui perbankan yang harus dikelola dan dikembalikan. Kata dia, KUR bukan merupakan hibah ataupun bantuan sosial. Pengertian pengertian yang benar tentang KUR dijadikan materi pokok. Masyarakat harus diberi pemahaman minimal menyangkut 3 (tiga) hal penting tentang kredit yaitu a) manfaat kredit, b) resiko dan c) biaya kredit.
"Memang kita maklumi bahwa masih banyak masyarakat yang tingkat pemahamannya tentang program KUR masih terbatas, disebabkan karena istilah-istilah teknis perbankan membutuhkan tingkat pemahaman tertentu.
Kementerian Koperasi dan UKM terus menggalakkan pelaksanaan Sosialisasi serta memberikan pendampingan KUR mengingat jumlah UMKM yang begitu besar dan tersebar dari pusat-pusat kegiatan ekonomi di kota hingga kepelosok pedesaan di seluruh Indonesia," katanya.

Sumber : Rakyat Merdeka (teks)/Kontan (foto)

Rabu, 30 Januari 2013

KOPERASI SIMPAN PINJAM RENTAN MANIPULASI

Dewan Koperasi Indonesia meminta pemerintah dan pihak terkait mewaspadai oknum melakukan manipulasi terhadap eksistensi koperasi simpan pinjam terkait lahirnya Undang-undang Perkoperasian Nomor 17 Tahun 2012.
Teguh Boediyana, Ketua Majelis Pakar Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin), mengatakan kelahiran Undang-undang perkoperasian terbaru  tersebut sangat memungkinkan dimanfaatkan oknum tertentu yang tidak bertanggungjawab.
”UU Perkoperasian terbaru memang menutup kemungkinan keinginan oknum yang memanipulir eksistensi koperasi simpan pinjam (KSP). Oleh karena itu pemerintah harus komitmen dan konsekuen melaksanakan  perintah UU," katanya.
Intinya dia meminta pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan UKM untuk melakukan pengawasan serta monitoring atas pelaksanaan UU Nomor 17 Tahun 2012. Sebab, masyarakat perkoperasian tidak ingin UU tidak dipatuhi setelah ditetapkan pada akhir Oktober 2012.
Pengawasan yang dimaksud, sesuai yang ditegaskan pada pasal 89 ayat 2 bahwa KSP hanya memberikan pinjaman kepada anggota. Selain itu KSP juga tidak dibenarkan menghimpun dana dari non anggota.
Selama pasca pelaksanaan Undang-undang Koperasi Nomor 25 Tahun 1992, operasional KSP banyak diragukan. Sebab, mereka menghimpun dana secara bebas dari anggota maupun non anggota yang sebenarnya dilarang secara undang-undang.
Pada  pasal 123 UU Perkoperasian Nomor 17 Tahun 2012, menegaskan operasional KSP ke depan paling lambat 3 bulan sejak menerima calon anggota, harus menetapkannya menjadi anggota. Termasuk terhadap calon anggota yang sudah terdaftar sebagai debitor,
Menurut Teguh Boediyana, saat ini masih banyak strategi atau manipulasi dilakukan oknum pengelola KSP untuk tetap menjadikan seseorang calon anggota dengan menetapkan simpanan pokok sangat besar,
Sebagai contoh, katanya, ada KSP yang mematok Simpanan Pokok hingga mencapai Rp100 juta.  Oleh karena itu, Dekopin meminta pemerintah memperketat pengawasan terhadap operasional KSP sebelum lembaga pengawas koperasi dibentuk seperti amanat Undang-undang Perkoperasian terbaru.
Undang-undang itu mengamanatkan penyusunan 10 Peraturan Pemerintah dan 6 Peraturan Menteri sebagai bentuk penegasan. “Kami menilai Peraturan Pemerintah dan Peraturan Menteri harus segera diterbitkan.”

Sumber : Bisnis Indonesia

Selasa, 29 Januari 2013

Ariadi Kembangkan Usaha Gula Tebu

Awalnya Ariadi tidak pernah berpikir akan memiliki usaha pengolahan gula tebu, apalagi saat itu dia hanya bekerja sebagai sales gula tebu di Tanjung Morawa. Namun, setelah merasakan ”manisnya” usaha gula tebu, walau hanya sebagai sales, Ariadi pun termotivasi untuk terjun langsung memproduksi sendiri.
Dia melihat permintaan gula tebu di pasaran cukup besar. Dia pun membanting setir. Dia membuat sendiri gula tebu dengan mendatangkan bahan baku dari Aceh. Kini Ariadi bisa memproduksi gula tebu hingga empat ton per bulannya.

“Nggak mau makan gaji buta dan saya ingin berkembang,” katanya saat ditemui MedanBisnis di rumah produksinya, Jalan A Sani Mutalib, Gang Mangga, Lingkungan IX Terjun, Medan Marelan.

Ariadi mengisahkan, dia memulai usahanya itu sejak empat tahun lalu. Dia dibantu tiga tenaga kerja dari warga setempat, bahkan sempat berpindah rumah produksi beberapa kali. Dalam perjalannya, gula tebu yang mereka buat mendapatkan respon baik dari konsumen. Meski baru dipasarkan di Kota Medan dan sekitarnya, ternyata permintaan tetap tinggi, bahkan ada yang datang dari Sibolga.

Dijelaskannya, kalau harga gula tebu lebih ekonomis dibandingkan gula aren. Per kilonya dia memasarkan mulai Rp 8.700 hingga Rp10.500. Tentunya tergantung kualitas.

“Gula tebu ini ada klasifikasi. Gula tebu untuk jamu Rp 8.700 per kilonya, gula tebu biasa dengan kualitas nomor dua, Rp 9.200, gula tebu sedang Rp 10 ribu, kemudian gula tebu enak Rp 10.500 per kilo,” terang Ariadi.

Ariadi yang juga anggota Koperasi Masyarakat Sejahtera ini mengaku belajar membuat gula tebu secara otodidak. Awalnya dia bisa membuat sampai 300 kg per hari. Modal awalnya juga tidak besar-besar sekali, hanya Rp 6 juta. "Modal awalnya dari uang celengan. Jumlahnya sekitar Rp 6 jutaan. Dengan uang itu sudah dapat bahan baku lengkap dengan alat," kenangnya.

Ditambah modal jaringan yang sudah dimilikinya saat menjadi sales, dia pun memasarkan produk tersebut di wilayah Kota Medan dan sekitarnya. Hasilnya tidak begitu mengecewakan.
Tingginya permintaan, menurut Ariadi, untuk memenuhi permintaan gula aren yang tinggi di pasar.

Sementara jumlah gula aren yang ada tidak mampu memenuhi kebutuhan. Sehingga gula yang satu ini bisa menjadi alternatif.

Gula tebu yang dibuatnya, menurut Ariadi, diolah dari gula tebu setengah jadi dengan menambahkan sebagian gula pasir. Hal itu dilakukannya untuk mendapatkan kualitas gula terbaik. Setidaknya gulanya bisa bertahan selama sebulan di ruang terbuka dan lebih lama kalu disimpan di lemari pendingin.

Kalau balik ke belakang, sebetulnya Ariadi juga sempat memproduksi gula kelapa dengan mendatangkan bahan baku dari Pulau Jawa. Namun, usaha itu tidak berlanjut karena sering terkendala bahan baku.

Kini, dia sudah menetapkan pilihan dengan membuat gula tebu, apalagi omzet usahanya itu bisa berkisar Rp 36 juta hingga Rp 40 juta dengan margin keuntungan sekitar 10%. “Biaya operasionalnya tinggi. Marginnya hanya sekira 10 persen saja,” terangnya.

Dalam berusaha, menurut dia persoalan cuaca bisa menjadi kendala tersendiri. “Kalau panas, bahan bakunya cantik, kalau hujan jelek,” kata pria yang mengaku tidak mau hanya makan gaji saja. Ada satu hal yang disayangkannya, selama membuat gula tebu, dia mengaku belum pernah mendapatkan pembinaan dari instansi manapun untuk mengembangkan usaha dan pasarnya.

Sumber : Harian MedanBisnis

Jumat, 18 Januari 2013

Tahun Ini LPDB Siap Salurkan Rp1,9 Triliun

Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) menargetkan penyaluran dana bergulir kepada koperasi dan usaha mikro kecil menengah dan pada tahun ini sebesar Rp1,9 triliun.
Direktur Utama LPDB Kemas Danial mengatakan pihaknya telah menyalurkan dana bergulir pinjaman sejak 2008-Januari 2013 sebesar Rp2,7 triliun terhadap 1.813 koperasi dan UMKM di seluruh Indonesia.
“Pada Januari ini sudah dikucurkan Rp19,6 miliar dan yang proses pencairan Rp267,6 miliar,” katanya seusai Sosialisasi Program Rencana Bisnis 2013 dan Evaluasi Mitra LPDB-UMKM di Bandung,.

Kemas menjelaskan selama ini dana bergulir lebih banyak diserap oleh koperasi simpan pinjam (70%), sedangkan UMKM (30%). Tahun ini UMKM diharapkan bisa 60% dan simpan-pinjam 40%, sehingga penyerapan tenaga kerja lebih banyak.
Pihaknya berjanji akan mempermudah penyaluran dana bergulir bagi koperasi dan UMKM, salah satunya operasional koperasi penyalur dana LPDB diperingan menjadi 1 tahun dari persyaratan sebelumnya minimal 2 tahun, serta bunga 6% per tahun untuk koperasi sektor riil dan 9% per tahun untuk koperasi simpan-pinjam.
Kemas menuturkan LPDB berperan mewujudkan program pemerintah di bidang pembiayaan KUMKM dalam upaya meningkatkan produktivitas dan daya saing ekonomi rakyat, penyerapan tenaga kerja, penumbuhan wirausaha baru serta pengentasan kemiskinan. "Sampai dengan 31 Desember 2012 telah terserap sebanyak 676.237 tenaga kerja," ungkapnya.
Berdasarkan rencana bisnis 2013, LPDB menetapkan target penyaluran Rp1,9 triliun dengan jumlah penerima 109.157 UMKM melalui 7.678 mitra koperasi maupun non-koperasi. Target itu dibagi kuota per daerah.

Sumber :  Bisnis.com

Senin, 07 Januari 2013

Kemenkop Gelar Kompetisi Proposal Usaha

Pemerintah sangat serius meningkatkan jumlah wirausaha nasional dari kalangan perguruan tinggi maupun masyarakat strategis yang diwujudkan melalui lomba pembuatan proposal usaha atau business plan.

Deputi Bidang Pengembangan SDM Kementerian Koperasi dan UKM, Prakoso Budi Susetio, menjelaskan hal itu kepada mahasiswa se Bandung yang tergabung dalam BEM Mahasiswa Bandung pada sosialisasi Gerakan Kewirausahaan Nasional (GKN), kemarin.

Ajang ini difokuskan ke perguruan tinggi, sekaligus untuk mengubah mindset mereka agar setelah lulus tidak disibukkan lagi mencari pekerjaan. Tetapi, agar sudah memiliki kepastian memiliki sumber pendapatan dari usaha yang dimulai saat masih di perguruan tinggi.

Menurut Prakoso, seorang wirausaha,   mempunyai ciri khas dibandingkan dengan pelaku usaha lainnya. Yakni, bisa membuka atau menciptakan peluang kerja kepada orang lain. Intinya, bukan untuk membiayai diri sendiri dari kegiayan bisnisnya.

Saat ini Indonesia masih membutuhkan sekitar 1 juta wirausahawan baru atau pemula untuk menyeimbangkan kegiatan perekonomian Indonesia, yakni mencapai 2 persen dari jumlah penduduk atau populasi. Persentase ini diakui secara internasional bisa mendukung sistem perekonomian satu negara.

Melalui peringatan tahun ketiga Gerakan Kewirausahaan Nasional pada tahun ini di Stadion Gelora Bung Karno, Senayan pada 18 Maret 2013, pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan UKM menargetkan kelahiran sekitar 1.000 wirausaha baru atau pemula dari kalangan perguruan tinggi maupun masyarakat strategis.

Meski demikian Prakoso mengingatkan agar mahasiswa yang berminat mengikuti lomba menciptakan proposal usaha atau business plan, supaya bertindak jujur saat menciptakan perencanaan. Kepada 1.000 pemenang akan diberi modal awal maksimal Rp25 juta.

”Kami menjamin dana yang akan diserahkan kepada pemenang tidak akan dipotong sepeserpun. Semua dana akan diserahkan melalui masing-masing rekening pemenang. Soal kewajiban NPWP, tidak menjadi kewajiban, karena kami sudah sepakat dengan Kementerian Keuangan untuk membantu wirausaha baru yang memang belum mempunyai NPWP,” tutur Prakoso.

Pada peringatan GKN ketiga 2013, akan dihadiri wirusahawan muda dan berprestasi seperti pendiri facebook Mark Zuckerberg dari AS maupun pendiri twitter yang akan menjelaskan perjalanan karirnya hingga mencapai kesuksesan seperti saat ini.

Sumber : Rakyat Merdeka

Minggu, 06 Januari 2013

Kemenkop Akan Ciptakan Satu Juta Lapangan Kerja Baru di 2013

Pentingnya perkembangan dunia usaha guna meningkatkan kesejahteraas masyarakat saat ini menjadi fokus perhatian Kementerian  Koperasi dan UKM. Oleh karenanya, pada tahun 2013 mendatang, Kemenkop dan UKM akan membuka satu juta lapangan kerja di Indonesia.

" 2013, kami memprogramkan akan membuka satu juta lapangan kerja baru," kata Menteri Koperasi dan UKM, Syarief Hasan saat pemapaaran catatan akhir tahun di kantornya, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan.

Dalam menciptakan lapangan kerja itu, masih kata Syarief, akan dilakukan pula pemberdayaan terhadap enterpreuneur. Salah satunya, memberikan bantuan kredit guna meningkatkan pengembangan usaha yang sedang dilakukan.

" (Enterpreneur) itu kan berkaitan dengan generasi muda. Ini juga komitmen kami," kata Syarief, yang juga anggota Dewan Pembina Partai Demokrat.

Tak hanya itu, ditahun 2013 ini Kementerian Koperasi juga akan meningkatkan nilai dan penerima Kredit Usah Rakyat (KUR), namun penentuannya terlebih dahuluakan dimatangkan dalam Forum Bersama KUR. Alasannya, menurut Syarief, ada sejumlah debtur yang tidak menginginkan pinjaman selama setahun lamanya.

Ada debitur yang ingin dibawah enam bulan. Unutk itu, harus dimatangkan terlebih dahulu," demikian Sekretaris Sekretariat Gabungan (Setgab) itu.

Sumber : Rakyat Merdeka